WASHINGTON geger. Seorang remaja Soviet menyatakan hasratnya
untuk menetap di negeri Paman Sam itu. Surat permohonan
dtitujukannya kepada Presiten Ronald Reagan, pekan silam. Entah
mengapa surat yang Isinya tak berbeda juga dijatuhkan ke alamat
surat kabar The New York Times. Tanpa menunggu lama, berita
hangat itu pun segera beredar. Dan pada saat yang sama, Andrei
Berozkov, begitulah nama sang remaja, menghilang pula dari rumah
orangtuanya.
Ke mana? Lewat 24 jam, barulah ia ditemukan agen KGB -- Dinas
Rahasia Uni Soviet. "Saya cuma keliling-keliling Washington,"
tutur Andrei yang datang dari Moskow khusus untuk libur musim
panas di AS. Kuat dugaan ia menginap di rumah seorang kawan.
Meski anaknya selamat pulang ke rumah, Valentin Barozkov,
sekretaris I pada Kedutaan Besar Uni Soviet, jauh dari suka
cita. Ia, yang masa jabatannya hampir habis di Washinton. kini
tiba-tiba dihadapkan pada satu "bencana kecil" yang bisa saja
mengancam kariernya.
Apalagi surat Andrei oleh Departemen Luar Negeri AS langsung
ditafsirkan sebagai surat minta suaka politik. Tanpa mencoba
menghubungi Kedutaan Besar Uni Soviet, para agen FBI (Badan
Penyelidik Federal AS) menguber dan melacak remaja itu untuk
ditanya kebenaran isi suratnya. Seluruh perusahaan penerbangan
dan bandar udara diperintahkan untuk pasang mata supaya Andrei
tidak lolos. Demikian bersemangatnya FBI mencari Andrei,
Valentin Barozkov langsung menuduh Pemerintah AS menjadikan
anaknya bidak catur untuk kampanye anti-Soviet.
Usaha FBI yang mengebu-gebu itu ternyata gagal. KGB lebih dulu
berhasil "menciduk" Andrei untuk diamankan. Kemudian remaja
berusia 16 tahun ini, diwawancarai oleh tiga wartawan AS yang
sengaja diundang Kedubes Uni Soviet. Ini terjadi tidak berapa
lama sebelum Andrei berserta kedua orangtuanya berangkat ke
Moskow lewat Paris. "Surat yang disiarkan itu bukan saya yang
tulis. Nama saya bahkan salah dieja," ungkap si nakal. Di situ
memang tertulis Andy Barozkov, bukan Andrei Barozkov. Menyulap
nama seperti itu, menurut Valentin tidak akan mungkin dilakukan
anaknya.
Di surat yang menghebohkan itu juga tcrcantum kata-kata: "Saya
membenci negeri saya dan peraturan-peraturannya. Dan saya
menyukai negeri Anda. Saya ingin tinggal di sini." Maksud Andrei
ini, jika benar dia menulis surat itu, tidak jadi kesampaian.
Sebab sesudah jumpa pers, yang begitu ketat dan singkat, Andrei
pun melangkah menaiki tangga pesawat TWA. Hari itu, harinya
terakhir di Washington, ia mengenakan jeans, kaus olah raga
dengan kaca mata hitam tersisip di dada.
Sebelum bertolak, remaja yang kelihatan dengan lingkaran merah
di kedua matanya itu, masih berpesan: "Salam dari saya untuk
Mick Jagger." Rupanya dia penggemar penyanyi urakan dari
kelompok The Rolling Stones itu.
Kasus Andrei cukup menghebohkan. Tapi dia bukanlah anak Soviet
pertama yang membelot ke AS. Tiga tahun lalu Walter Polovchak,
12 tahun, minta suaka sesudah kabur dari rumah keluarganya di
Chicago. Perkaranya kini masih tertahan di pengadilan, sedangkan
orangtua Polovchak sudah kembali ke Rusia.
Akan halnya Andrei, meski ia bilang tidak berada di bawah
tekanan dan sungguhsungguh ingin pulang ke Moskow, Departemen
Luar Negeri AS tetap yakin, remaja itulah yang menulis surat
suaka kepada Presiden Reagan. Betulkah Andy Berozkov,
penandatangan surat suaka, sama orangnya dengan Andrei Berozkov?
Teka-teki tetap belum terjawab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini