Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gajah pulang ke kubangan

Pemimpin oposisi zimbabwe, joshuo nkomo, kembali ke zimbabwe. tetap diakui sebagai anggota parlemen. (ln)

27 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Gajah pulang ke kubangan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
NYANYI dan tari tampak menyemarakkan bandar udara Harare, Zimbabwe pekan lalu. Namun tak tampak wakil pemerintah, petugas keamanan, maupun panitia penerima tamu. Padahal tokoh yang ditunggu hari itu adalah Joshua Mqabuko Nyongolo Nkomo, 66 tahun, yang kerap disebut sebagai "Bapak Zimbabwe". Membuang diri 160 hari di Inggris, tokoh oposisi dari Partai ZAPU itu ternyata memenuhi janjinya. Ketika menginjakkan kaki di bandar udara Heathrow, Inggris, Maret, Nkomo berkata kepada para wartawan "Saya pasti pulang. Satu-satunya tempat bagi saya adalah Zimbabwe." Kisahnya bermula dari konflik antara Nkomo dan Robert Mugabe -- dua tokoh utama kemerdekaan Zimbabwe (dulu: Rhodesia). Tujuh tahun lamanya kedua tokoh itu bahu membahu memimpin perang gerilya melawan rezim kulit putih Rhodesia di bawah pimpinan Ian Smith. Ketika kemerdekaan akhirnya tiba, 18 April 1980, Mugabe memenangkan pemilihan umum dan duduk di kursi perdana menteri. Nkomo hanya kebagian jabatan menteri negara tanpa portofolio. Tapi tak bisa dipungkiri, segi etnis juga memainkan peranan penting. Mugabe, pemimpin Partai ZANU, datang dari suku Shona, yang meliputi 80% dari 7,3 juta penduduk Zimbabwe. Sedang Nkomo berasal dari puak Ndebele, anak suku minoritas Matabele. Akar konflik ini rupanya terbawa ke dalam Front Patriotik, tempat ZANU dan ZAPU bernaung. Letupan pertama terjadi Februari tahun lalu, tatkala Mugabe memecat Nkomo sebagai menteri. Alasannya: di ladang Nkomo ditemukan senjata yang cukup untuk membentuk sebuah angkatan perang. "Pasti bakal digunakan mendongkel saya," seru Mugabe ketika itu. Nkomo membantah keras. "Senjata itu adalah sisa-sisa milik para gerilyawan dari zaman perjuangan dulu," katanya Mugabe tak ambil pusing. Ia membangkitkan demonstrasi di jalan-jalan Harare, dan melancarkan operasi mengobrak-abrik pengikut Nkomo. Dengan menurunkan Brigade ke-5, yang dilatih instruktur Korea Utara, Mugabe menyapu Matabeleland, kampung halaman puak Ndebele, di barat daya Zimbabwe. Ratusan penduduk sipil terbunuh, hampir 2.000 orang dijebloskan ke dalam penjara. Nkomo memprotes tindakan ini. Tapi tak dihiraukan Mugabe. Brigade ke-5 kemudian bergerak ke pinggiran Bulawayo. Mereka mencari "para pemberontak" dari rumah ke rumah. Tak ketinggalan rumah Nkomo diacak-acak dan pembantunya dilukai. Nkomo sempat lolos, dan dengan berkendaraan Land Rover menyeberangi perbatasan masuk ke Bostwana, 8 Maret. Lima hari kemudian dengan menumpang Fesawat British Airways pemimpin oposisl yang dijuluki "gajah tua" itu tiba di London. Mugabe, 55 tahun, mengaku tak pernah berniat mencelakakan Nkomo. "Tak ada alasan saya untuk membunuh dia," ujarnya. Mendengar ucapan ini, Nkomo, yang suka berpakaian hitam dan membawa tongkat tradisional itu, hanya tersenyum. "Mulutnya memang manis," kata Nkomo, "tapi anak buahnya hampir menyikat saya." Sebagian pengamat memperkirakan, Mugabe membutuhkan dukungan Nkomo justru untuk berkuasa lebih lama. Dengan kecenderungan yang makin ke kiri, perdana menteri itu bukannya menambah cerah keadaan ekonomi Zimbabwe. Defisit tahun lalu mencapai US$ 600 juta. Dan kebijaksanaan menaikkan pajak hanya menambah keresahan belaka. Mungkinkah Nkomo bekerja sama dengan Mugabe? "Sedangkan dengan Ian Smith saya pernah bekerja sama, konon pula dengan Mugabe," ujar Nkomo yang kembali duduk di parlemen sehari setelah tiba di Zimbabwe. Josiah Chinamano, yang memimpin ZAPU semasa ditinggal Nkomo, turut mengelu-elukan. "Partai tetap kuat meskipun Anda pergi," serunya. Laporan ini seperti isyarat konflik yang mungkin meledak lagi. Bukankah Mugabe ingin menciptakan Zimbabwe dengan satu partai, yang menurut Nkomo hakikatnya adalah "satu suku"?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus