Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Talak bagi marxisme?

Deng Xiaoping memaklumkan bahwa Marxisme Leninisme tidak sesuai dengan berbagai masalah yang dihadapi Cina. Deng mengganti dengan sosialisme yang berperwatakan Cina. (ln)

15 Desember 1984 | 00.00 WIB

Talak bagi marxisme?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DALAM sidang Komite Sentral Partai Komunis Cina (PKC) 20 Oktober silam, doktrin Marxisme masih digunakan untuk memperkuat garis partai. Bahkan ada juga kutipan dari Lenin. Tapi Jumat lalu, lebih dari satu bulan kemudian, Marxisme dinyatakan usang, tidak cocok untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi Cinamodern. Dunia luar terkejut. Lagi-lagi satu perkembangan baru di Cina yang tidak diduga ahan secepat dan sehebat itu. Talak (atau purik?) dengan komunisme itu secara resmi dinyatakan dalam tajuk rencana Harian Rakyat edisi Jumat pekan lampau. Di situ tertulis, "Marx wafat 101 tahun yang lalu, karya-karyanya berusia lebih dari satu abad. Sebagian mencerminkan pandangannya tentang masa yang sudah lama lewat. Situasi kemudian sangat berubah. Beberapa gagasannya sudah ketinggalan. Banyak hal yang tidak dialami Marx, Engels, dan Lenin. Kita kini tidak mungkin lagi tergantung pada pikiran dan gagasan mereka ...."Komunisme ditolak mentah-mentah? PKC meninjau kembali prinsip-prinsip ideologi mereka? Atau RRC memasuki tahap baru dalam revolusi dengan mengingkari ideologi negara yang sudah dipandang keramat selama tiga dasawarsa? Para pengamat asing di Beijing menyimpulkan, deklarasi itu adalah isyarat paling akhir tentang adanya penolakan terhadap komunisme secara bertahap. Secara lebih menjurus ada yang berkata bahwa tajuk rencana Harian Rakyat itu tak lain bermaksud mengkritik sejumlah anggota PKC yang berkiblat mutlak pada teori Marx abad ke-19 tanpa mempermasalahkan kenyataan masa kini. Namun, benar bila dikatakan bahwa tajuk itu mencerminkan pandangan orang kuat Cina Deng Xiaoping. Dia menyerukan "sosialisme dengan perwatakan Cina" bersama sloan palin populer belakanan ini, "Sosialisme Bukan Berarti Kemiskinan". Dalam penerapannya, rakyat mesti menyadari kenyataan masa kini yang tidak lain adalah empat modernisasi. Penyimpangan dari kenyataan ini bisa menghambat kemajuan. Ditegaskan bahwa ekonomi adalah lautan mahaluas dengan banyak masalah yang tidak tertulis di buku. Untuk itu kita harus melakukan penelitian, mempelajari kenyataan, dan menemukan metode baru demi mengatasi berbagai masalah. Kalimat-kalimat pintar tersebut tentulah dimaksudkan untuk mendukung pembaruan ekonomi yang dilancarkan Deng sejak dua tahun silam dan menemukan puncaknya akhir tahun ini. Bertolak dari reformasi di pedesaan yang membolehkan petani menjual hasil buminya di pasar bebas untuk kemudian membuka bidang usaha sendiri, Deng mencoba resep yang bersemangat sama kepada 200 juta penduduk kota. Pembaruan ekonomi kota sekaligus memperkenalkan persaingan terbuka, keleluasaan untuk berganti lapangan kerja, peningkatan upah berdasarkan prestasi kerja, dan pada akhirnya penghapusan subsidi untuk bahan makanan dan barang mentah. Deng yakin, kemajuan ekonomi kota akan mencatat hasil mengesankan dalam tiga sampai lima tahun. Barangkali dia terlalu optimistis, karena kemajuan seperti itu menuntut penanganan bidang industri dan perdagangan yang pelik, tidak sekadar membangun "zone ekonomi khusus". Tapi apa pun kesulitannya Deng tampaknya tidak akan mundur. Bukankah seperti yang ditekankan tajuk Harian Rakyat, bila Cina tidak meninggalkan Marxisme, negeri itu akan "mengingkari kenyataan dan bisa tertinggal jauh di belakang"?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus