Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Televisi rahasia

Din television (defense intelligent network) khusus menayangkan info intelijen. tv ini merupakan upaya pentagon, as, agar laporan intelijen cepat disimak. cia juga punya tv intel.

21 Maret 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA yang menamakannya dengan singkat: TV Intel. Harap diketahui itu bukan merek baru pesawat televisi. Itulah jaringan baru televisi di Amerika. Dan sekilas, seandainya Anda pernah menontonnya, tak beda dengan, misalnya, TV CNN, Cable News Network, jaringan TV yang sebagian besar tayangannya hanyalah berita. Yang kemudian membedakan dengan tayangan berita dari TV-TV yang sudah ada di seluruh dunia, TV Intel menyuguhkan lebih jauh. Umpamanya berita pengiriman rudal Scud Korea Utara ke Iran. TV Intel akan menyuguhkannya lengkap dengan informasi bagaimana sampai Amerika mengetahuinya, proses pengambilan keputusan di Pentagon atau Gedung Putih untuk membuntutinya, sampai analisa apa yang kira-kira akan dilakukan Amerika nantinya. Semua itu disertai panayangan rekaman gambar eksklusif, yang mungkin diambil dengan kamera-kamera yang disembunyikan, atau diambil dari satelit. TV Intel, persisnya Defense Intelligent Network, Jaringan Televisi Intelijen Pertahanan memang televisi khusus. Mengudara selama 12 jam sehari dan lima hari dalam seminggu, ditayangkan dari Pentagon, gedung Departemen Pertahanan AS. Tiap pukul 6.15 pagi waktu Amerika pantai timur, di studio TV paling ketat dijaga itu, kesibukan persiapan siaran dimulai. Langganan yang sudah menyalakan TV-nya akan segera melihat logo DIN di layar kacanya. Itulah Defense Intelligent Network. Lalu berita pertama, Global Up Date, berita-berita kejadian di dunia paling baru, lengkap dengan latar belakangnya yang tak bakal ada di New York Times atau Washington Post, atau media apa pun di dunia ini. Semua bahan itu datang dari agen-agen Defense Intelligence Agency (Badan Intel Pertahanan AS, semacam BAIS di Indonesia), para atase pertahanan dan pos diplomatik yang lain di kedutaan AS di seluruh dunia. Karena itulah, para pemirsa TV Intel ini dapat menyaksikan suatu peristiwa jauh lebih dahulu dan lebih kaya informasi daripada yang ditayangkan CNN, yang dikenal paling cepat meliput berita apa saja. Tak hanya itu, dari pilihan topik berita, pemirsa dapat mengetahui peristiwa apa saja yang sedang menjadi perhatian Pentagon. TV intel, yang mulai mengudara sejak Februari tahun silam ini, merupakan upaya Pentagon agar laporan aparatnya cepat disimak dan dipelajari para pejabat keamanan AS. Soalnya, laporan-laporan tercetak yang dikumpulkan para agen intelijen militer dari berbagai dinas keamanan AS selama ini kerap tidak terbaca, atau memang tak dibaca, oleh para tokoh pengambil keputusan keamanan dan pertahanan di Amerika. Para pejabat puncak Pentagon, konon, lebih suka menonton tayangan berita TV CNN. Baru setelah mendengar ada peristiwa penting dari CNN, mereka menengok ke laporan tercetak, untuk mengetahui lebih jauh. Padahal, berita di CNN ditayangkan setelah sekian jam atau sekian hari laporan tercetak sampai pada mereka. Rupanya, para pejabat itu lebih merasa enak nonton TV daripada membaca laporan. "Rupanya kami harus menyajikan hasil operasi intelijen seperti menayangkan hasil laporan wartawan CNN," kata seorang pejabat tinggi Pentagon kepada surat kabar Washington Post, yang dua pekan lalu mengungkapkan adanya TV Intel ini. Namun, jangan diharapkan sembarang orang dapat menjadi pelanggan TV Intel ini. Pemirsa DIN-Television terbatas dan dipilih ketat. Kini, mereka terdiri dari sekitar 1.000 orang, sebagian besar adalah pejabat puncak dan pengambil keputusan di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk para perwira di Pentagon dan di 19 komando militer di AS. Rencana perluasan pemirsa sedang dijalankan, termasuk pemirsa di pusat komando AS di luar AS. Konon semua ini dimulai dengan modal dengkul. Dimulai dengan para staf yang belum berpengalaman di bidang penyiaran, kamera-kamera yang aslinya didesain untuk merekam laporan bidang medis, dan banyak hal yang sebenarnya bukan untuk sebuah studio televisi. Gagasan pertama penayangan info intelijen lewat televisi itu datang dari Dinas Intelijen AS, CIA, yakni dari Robert Gates, kini direktur dinas intelijen ini, lima tahun lalu. Tapi, rupanya yang segera memanfaatkan ide itu adalah Departemen Pertahanan AS. Awal Februari lalu, Robert Gates baru merekomendasikan pendirian jaringan TV Intel CIA yang katanya bakal lebih eksklusif daripada DIN Television, yakni hanya dibatasi dengan 100 pemirsa. Tak jelas siapa saja pemirsa yang terbatas itu. Yang pasti Presiden George Bush berada di urutan paling atas. Ide dari CIA itu sendiri muncul setelah disadari bahwa banyak laporan yang basi, karena siaran CNN yang 24 jam dalam sehari-semalam itu, tutur Gates. Direktur CIA ini juga mengatakan ingin keluar dari "sistem intel abad ke-19". Maksudnya, sistem laporan tercetak yang disebarkan tiap pagi kepada para pejabat pemerintah, yang masih dilakukan sampai kini. Gates ingin menghentikan distribusi info lewat cetakan itu terutama bukan untuk menghemat kertas dan ongkos cetak, tapi karena laporan gaya abad ke-19 itu mudah bocor. Sebagaimana DIN Television diudarakan dari Gedung Pentagon, TV Intel CIA bakal disiarkan dari Markas Besarnya di Langley, Virginia, enam hari tiap pekan. Direncanakan TV CIA bakal menggunakan beberapa saluran dan, janjinya, berita-berita bakal muncul di layar kaca TV CIA tak bakal lebih lama dari tiga jam setelah peristiwa terjadi. Pagi-pagi, untuk mencegah persaingan, dua TV Intel ini sudah melakukan kerja sama. Selama ini pihak CIA sudah sering memasok bahan untuk siaran DIN. Dari satu segi CIA memang lebih berduit daripada Pentagon. Anggaran pertahanan AS, sejak ada perjanjian pengurangan senjata nuklir tertentu dan kemudian berakhirnya Perang Dingin, terus dipotong. Anggaran intelijen tampaknya tak mengalami itu. Misalnya, anggaran intelijen untuk tahun fiskal 1993, yang dimulai Oktober depan, Gedung Putih mengusulkan sekitar US$ 30 milyar, tidak jauh berbeda dengan angka sebelum Perang Dingin berakhir atau sama dengan ketika Uni Soviet masih dianggap sebagai ancaman. Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus