Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Adu tembak terjadi antara tentara Korea Selatan dan tentara Korea Utara di perbatasan atau Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Ahad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat Korea Selatan mengatakan beberapa tembakan dari Korea Utara mengenai pos pengawas sehingga pasukan perbatasan Korea Selatan menembak balik. Namun, pejabat mengatakan, tembakan dari Korea Utara tampaknya tidak disengaja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Yonhap, 3 Mei 2020, tentara Korea Selatan yang sedang bertugas di salah satu unit di kota perbatasan Cheorwon mendengar tembakan sekitar pukul 7:41 pagi dan menemukan empat bekas peluru di tembok pos jaga, kata Kepala Staf Gabungan Militer Korsel.
Sesuai dengan prosedur respons, militer kemudian menembakkan total 20 tembakan sebagai tanggapan, 10 peluru setiap kali, dan mengeluarkan peringatan yang disiarkan. Tidak ada korban atau kerusakan pada fasilitas Korea Selatan yang dilaporkan.
Sementara tidak diketahui apakah Korea Utara mengalami kerusakan atau korban jiwa.
"Kami juga mengirim pemberitahuan ke pihak Korea Utara melalui jalur komunikasi antar-Korea sekitar pukul 09:35 pagi, dan meminta penjelasannya," kata seorang perwira Kepala Staf Militer Gabungan Korsel.
Korea Utara belum memberikan tanggapan atas insiden ini.
Dua tentara Korea Selatan dan tentara AS, berdiri di sisi selatan selama tur pers di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi atau DMZ, Korea Selatan, 18 April 2018. Pertemuan ini bertujuan untuk mengakhiri perseteruan kedua bangsa serumpun. AP/Lee Jin-man
Dikutip dari Reuters, seorang pejabat Kepala Staf Militer Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa tembakan tidak tampak sebagai provokasi yang direncanakan, karena daerah di mana itu terjadi adalah tanah pertanian, tetapi menolak untuk memberikan kesimpulan yang jelas tentang insiden tersebut.
"Dengan tidak adanya penglihatan jelas (untuk target) dan dalam kabut, apakah akan ada provokasi yang akurat?" kata pejabat itu.
Pertukaran tembakan adalah konfrontasi terbaru antara dua Korea yang secara teknis masih berperang.
Insiden ini terjadi setelah berminggu-minggu spekulasi kuat tentang kesehatan dan keberadaan Kim Jong Un. Media resmi Korea Utara menerbitkan foto dan laporan pada hari Sabtu bahwa Kim telah menghadiri penyelesaian pabrik pupuk, laporan pertama kemunculannya sejak 11 April.
Kim Jong Un terlihat di foto-foto tersenyum dan berbicara dengan para pembantu di upacara pemotongan pita dan berkeliling pabrik. Keaslian foto, yang diterbitkan di situs web surat kabar resmi Rodong Sinmun, tidak dapat diverifikasi.
Militer Korea Selatan mengamati dengan seksama insiden itu untuk mempelajari lebih detail dengan menganalisis potongan-potongan bukti, termasuk peluru yang ditemukan di tempat kejadian, serta motif Korea Utara untuk penembakan itu. Tampaknya itu bukan provokasi yang disengaja, menurut petugas militer Korsel, dikutip dari Yonhap.
Pihak berwenang Korea Selatan menjelaskan bahwa insiden itu melanggar perjanjian militer bilateral dari Perjanjian Militer Komprehensif yang ditandatangani pada September 2018, dan mendesak Korea Utara untuk sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut.
Di bawah perjanjian itu, kedua Korea menetapkan zona penyangga daratan, maritim dan darat dan sepakat untuk menghentikan semua tindakan bermusuhan satu sama lain, yang bertujuan mengurangi ketegangan dan membangun kepercayaan.
Ini adalah baku tembak pertama yang dilaporkan antara kedua Korea di sepanjang perbatasan sejak 2017, ketika Korea Utara menembakkan peluru ke salah satu tentaranya yang melarikan diri ke Korea Selatan.