Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teror: dari udara ke diskotik

Boeing 727 twa meledak saat mendarat di athena. warga as jadi sasaran pada peledakan-peledakan berikutnya di 3 kota eropa barat. sel-sel revolusi arab bertanggung jawab. as menuduh sebagai ulah libya. (ln)

12 April 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA ketinggian 3.500 meter, sebuah ledakan bom menjebol dinding pesawat Boeing 727 TWA yang akan mendarat di bandar udara Athena, Yunani. Kapten Pilot Richard Peterson berhasil mendaratkan pesawat yang nahas itu, tapi empat penumpang tewas. Mereka semua warga AS, tiga di antaranya keturunan Yunani Amerika, termasuk seorang bayi berusia empat bulan. Para korban terlempar keluar, dalam satu pembunuhan udara yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Menduga teror itu akan dilancarkan ke berbagai gedung kedutaan AS di dunia, Washington memerintahkan penjagaan lebih ketat di sekitarnya. Ternyata, pihak teroris mengalihkan sasaran. Sesudah ledakan di pesawat TWA Rabu pekan lalu itu, sasaran pindah ke diskotek La Belle di Berlin Barat. Kemudian ke kantor Partai Buruh di timur laut Kota Paris, terakhir di kantor perusahaan penerbangan AS di pusat Kota Stockholm, Swedia. Ketiga ledakan berturut-turut terjadi hari Sabtu dan Senin lalu. Tidak semua ledakan menimbulkan korban. Tapi dua tewas dan 204 luka-luka di La Belle, diskotek yang dipadati hampir 500 tentara Amerika pada Sabtu dinihari itu. Kelompok yang menyebut dirinya Sel Sel Revolusi Arab mengaku bertanggung jawab atas peledakan di TWA yang dilakukan sebagai "pembalasan terhadap semua tindakan imperialis Amerika yang memaksa seluruh bangsa Arab bertekuk lutut." Kelompok yang juga memakai nama Sel Sel Revolusioner Al-Kassam ini menegaskan ledakan itu "awal pemberontakan terhadap Amerika". Tapi Washington rupanya lebih condong pada dugaan, pemimpin Libya Muammar Qadhafi yang dua pekan silam sudah mencanangkan perang terhadap Paman Sam mendalangi teror itu. Sekalipun begitu, FBI diutus mengusut ke Athena, sementara polisi Yunani sendiri bermaksud melacak jejak seorang wanita berambut pendek, May Elias Mansour. "Saya bersedia menerima tim pengusut Yunani tapi saya tidak mau pergi ke Yunani untuk keperluan itu," ucap Mansour, 31, kepada Reuter. Wanita yang duduk di kursi no. 10 pesawat TWA ini diduga meletakkan bom di bawah tempat duduknya. Ia menumpang pesawat itu dari Kairo ke Athena, sementara pesawat terus terbang ke Roma, kemudian kembali ke Athena. Mansour, yang kini menjadi pengusaha busana, dulu pernah bergabung dalam sebuah laskar yang didukung Syria, tapi bukan kelompok Sel Sel itu. Ia pernah terlibat pertempuran melawan Israel dan Pasukan Kristen Libanon, tapi tidak terlibat teror yang menurut penilaiannya sangat keji. "Saya menyokong operasi apa saja yang mencari sasaran-sasaran Amerika," kata Mansour, "tapi bukan jenis operasi TWA itu, yang korbannya wanita dan seorang bayi." Menanggapi kecurigaan polisi Yunani, wanita ramping yang menderita kelumpuhan pada lengan kiri dan kaki kiri ini balik bertanya, apakah orang cacat mampu menjinjing tas berisi bom. Sumber Dinas Rahasia AS menemukan bukti, ada kaitan antara kedutaan Libya di Jerman Timur, pengeboman diskotek La Belle, dan ledakan TWA. Dinas rahasia itu kabarnya berhasil menangkap pesan pemimpin Libya Muammar Qadhafi yang isinya memuji keberhasilan pengeboman itu. "Pesan itu mencerminkan pengetahuan mendetail tentang kegiatan teroris," kutip ABC. Terlepas dari syak wasangka Washington, pemerintah Jerman Barat belum punya jawaban untuk teka-teki ledakan diskotek. Tapi juru bicara pemerintah Friedhelm 0st berkata, "Ada petunjuk yang menjurus ke mata rantai terorisme internasional." Sementara itu, satu dari dua diplomat Libya yang diusir dari Prancis sudah meninggalkan negeri itu Senin awal pekan ini. Alasan pengusiran: keduanya berhubungan dengan orang-orang yang diduga akan menyerang kepentingan Amerika. Tapi apakah pasti bahwa Libyalah yang berada di balik semua teror itu? Juru bicara Gedung Putih Edward Djerejian tidak bersedia menghubungkan Qadhafi dengan ledakan pekan lalu, tapi diungkapkannya, semua musibah cocok dan sesuai dengan pola tertentu. "Pola itu sudah kami lacak dan memang pas benar dengan operasi teroris yang pernah dilakukannya dulu," ujarnya. Maksudnya? "Itulah pola kekerasan yang tidak pandang bulu, pokoknya dia warga Amerika." Kecurigaan Amerika pada Qadhafi sedemikian besarnya, hingga seorang pejabat berkata, "Kami menemukan jejak Qadhafi pada semua rencana operasi teroris di Timur Tengah dan Eropa." Bahkan kata pejabat senior ini, Qadhafi punya "rencana induk terorisme berskala besar yang mencakup 30 instalasi dan sejumlah diplomat Amerika." Apa tanggapan Qadhafi? Ia balik mengecam Reagan yang selalu mencari gara-gara untuk membenarkan serangan yang dilakukannya terhadap Libya. "Belum tiba waktunya bagi saya untuk menyerang setiap warga Amerika, karena tindakan AS terhadap Libya belum tergolong tindakan perang." Dan pemimpin Libya ini tetap saja menjamin keselamatan jiwa 200-800 orang Amerika yang bekerja di negerinya. Isma Sawitri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus