Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Teror Kepala Babi untuk Jurnalis Pernah Terjadi di Rusia pada 2022

Teror kepala babi juga pernah diterima jurnalis Rusia, Alexei Venediktov. Begini ceritanya.

25 Maret 2025 | 11.29 WIB

Paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 20 Maret 2025. Francisca Christy Rosana adalah wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik. Tempo/Gunawan Wicaksono
Perbesar
Paket berisi kepala babi yang ditujukan kepada wartawan Tempo, Francisca Christy Rosana di kantor Tempo, Palmerah, Jakarta, 20 Maret 2025. Francisca Christy Rosana adalah wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik. Tempo/Gunawan Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Tempo menerima kiriman kepala babi dalam sebuah kotak kardus yang dilapisi styrofoam pada Rabu, 19 Maret 2025. Paket tersebut ditujukan kepada seseorang dengan nama “Cica”, yang di lingkungan Tempo dikenal sebagai panggilan bagi Francisca Christy Rosana, seorang wartawan desk politik yang juga menjadi host siniar Bocor Alus Politik.

Paket mencurigakan itu pertama kali diterima oleh satuan pengamanan kantor Tempo sekitar pukul 16.15 WIB. Namun, penerima yang dituju baru mengetahuinya pada hari berikutnya, yakni Kamis, 20 Maret 2025, sekitar pukul 15.00 WIB.

Pada saat itu, ia baru saja kembali dari kegiatan liputan bersama salah satu rekannya sesama wartawan di desk politik, Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran, yang juga merupakan host siniar yang sama. Setelah mendapatkan informasi adanya kiriman paket untuknya, ia pun membawa kotak tersebut ke dalam kantor untuk diperiksa lebih lanjut.

Saat kotak dibuka oleh Hussein, tercium bau busuk yang menyengat. Dugaan awal bahwa paket tersebut merupakan bentuk teror semakin kuat karena tidak terdapat informasi apa pun mengenai identitas pengirim.

Ketika lapisan styrofoam dalam kotak dibuka, terlihat kepala babi dengan kondisi yang masih berlumuran darah, sehingga aroma tidak sedap semakin menyengat. Setelah memastikan isi paket, Hussein bersama beberapa wartawan lain membawa kotak tersebut ke luar gedung untuk menghindari gangguan lebih lanjut. Dari hasil pengamatan lebih rinci, kepala babi tersebut ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh, dengan kedua telinganya yang telah terpotong.

Pihak redaksi Tempo menanggapi kejadian teror kepala babi itu sebagai sebuah bentuk ancaman terhadap kebebasan pers dan upaya menghambat kerja jurnalistik mereka.

Pemimpin Redaksi Tempo mengungkapkan kecurigaan bahwa insiden tersebut merupakan bentuk intimidasi terhadap media yang menjalankan tugasnya dalam menyampaikan informasi kepada publik. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa kebebasan pers adalah hal yang seharusnya dilindungi dan tidak boleh diganggu dalam bentuk apa pun.

Selain itu, ia menekankan bahwa perlindungan terhadap jurnalis telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, sehingga segala bentuk teror terhadap wartawan merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang transparan.

Teror Kepala Babi Pernah Terjadi di Rusia pada 2022

Kasus teror kepala babi terhadap jurnalis bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga pernah terjadi di Rusia pada 2022, tepatnya setelah Presiden Vladimir Putin menginstruksikan invasi ke Ukraina.

Pada saat itu, pemerintah Rusia mulai menekan media independen yang memberitakan konflik tersebut secara objektif. Salah satu korban dari tindakan intimidasi ini adalah Alexei Venediktov, seorang jurnalis senior yang pernah menjadi pemimpin redaksi stasiun radio independen Echo of Moscow.

Dikutip dari laman npr.org, Venediktov menemukan kepala babi yang diletakkan di depan apartemennya, disertai dengan pesan bernada antisemit dan lambang Ukraina yang ditempel di pintu rumahnya. Melalui unggahan di media sosial, ia mengungkapkan kekhawatiran terhadap tindakan tersebut, yang menurutnya bertentangan dengan klaim pemerintah Rusia sebagai negara yang pernah berjuang melawan fasisme. Insiden ini memperkuat dugaan bahwa tekanan terhadap jurnalis di Rusia semakin meningkat, terutama bagi mereka yang mengkritik kebijakan pemerintah dalam perang di Ukraina.

Berdasarkan rekaman CCTV dari apartemen Venediktov, terlihat seseorang yang mengenakan pakaian seragam kurir makanan datang dan meletakkan paket tersebut di depan pintunya. Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut, perusahaan terkait membantah keterlibatan mereka dan menyatakan bahwa seragam yang dikenakan oleh pelaku sudah tidak digunakan selama bertahun-tahun.

Teror terhadap jurnalis di Rusia terjadi setelah adanya pernyataan dari Presiden Putin yang menyebut para kritikus invasi sebagai pengkhianat dan menyatakan perlunya dilakukan pembersihan terhadap individu-individu yang dinilai berpihak pada Barat.

Selain itu, sejumlah jurnalis dan aktivis oposisi juga mengalami intimidasi serupa, di mana rumah mereka ditandai dengan simbol-simbol tertentu, seperti kata “pengkhianat” atau huruf “Z”, yang belakangan digunakan oleh pemerintah sebagai lambang dukungan terhadap operasi militer di Ukraina.

Echo of Moscow, yang merupakan salah satu media independen tertua di Rusia, akhirnya terpaksa ditutup setelah pihak berwenang memblokir situs webnya dan menuduhnya menyebarkan informasi yang dianggap menyesatkan terkait perang di Ukraina. Saluran radio ini sebelumnya dikenal sebagai simbol kebebasan pers di Rusia, tetapi setelah tekanan yang semakin besar dari pemerintah, stasiun tersebut dihentikan siarannya. Sebagai penggantinya, frekuensi yang sebelumnya digunakan oleh Echo of Moscow kini dialihkan ke saluran radio yang dikendalikan oleh pemerintah, yaitu Sputnik.

Meski mengalami penutupan, sejumlah jurnalis yang sebelumnya tergabung dalam Echo of Moscow tetap melanjutkan aktivitas jurnalistik mereka melalui platform digital. Mereka kemudian mendirikan kanal baru di YouTube dengan nama Zhivoi Gvozd atau The Living Nail, yang masih tetap berupaya menyajikan informasi independen kepada masyarakat.

M. Raihan Muzzaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kapolri Janji Usut Teror Kepala Babi di Tempo, Apa Kata Kompolnas?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus