Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tipu daya Karbala-5

Kota basra di irak belum jatuh oleh serbuan tentara iran. diduga iran menyerang ke front selatan atau front tengah. tujuannya menjatuhkan presiden irak saddam hussein. irak bersikap defensif.

7 Maret 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"DUNIA menunggu-nunggu kejatuhan Basra, tetapi Iran, Kamis pekan lalu, secara resmi menyetop operasi Karbala-5. Sekalipun begitu, Sabtu malam dua hari kemudian, tentara Iran diam-diam kembali menyerang Basra. Kantor berita Iran, Irna, melaporkan sebanyak 2.000 tentara Irak tewas dan luka-luka, 90 ditawan. Pertempuran berkobar tak jauh dari danau ikan, hanya 10 km arah timur Basra. Teheran rupanya mengembangkan tipu muslihat baru. Tapi Basra, kota dengan berlapis-lapis pertahanan itu, tidak juga jatuh. Adapun serangan Sabtu malam itu mungkin dimaksudkan untuk menggoyahkan Basra, sebelum Iran melancarkan pukulan mematikan yang sudah lama digembar-gemborkan. Dari arah Basra memang terlihat bagaimana sejumlah besar pasukan Iran berjaga-jaga di front selatan, sementara satu kekuatan yang tidak kurang kuatnya bercokol di front tengah sekitar perbatasan, hanya 155 km dari ibu kota Irak, Baghdad. Dan satu gugus tentara Iran lainnya mengancam ladang minyak Irak di utara, dekat Kirkuk. Satu pernyataan bersama yang dikeluarkan tentara Iran dan Pengawal Revolusi menyatakan, "Kekuatan gabungan Iran sudah mengirimkan satu hantaman paling keras terhadap mesin perang Irak." Beberapa kemenangan yang diperoleh Iran sejak Karbala-5 dilancarkan, 9 Januari silam, diharapkan dapat menginsafkan orang-orang Irak, hingga mereka segera menarik dukungan yang selama ini diberikan kepada rezim Saddam Hussein. Menurut Irna, Iran sudah membebaskan 155 km2 wilayahnya yang dulu diduduki musuh, merebut beberapa pulau kecil di jalan masuk Shatt al-Arab, menguasai beberapa kota, sungai, dan sebagian jalan raya yang menuju Basra. Seperti biasanya, mereka berkibar-kibar dengan beberapa data kemenangan. Kali ini dikatakan 81 batalyon tentara Irak, 700 tank, dan 1.500 kendaraan angkut militer lainnya dapat dihancurkan. Iran juga meluluhlantakkan 250 meriam penangkis serangan udara berikut 400 perangkat keras militer, sementara 220 tank dan kendaraan lapis baja dapat disita. Tidak cuma itu. Ada 80 pesawat terbang Irak ditembak jatuh, 30 komandan brigade terbunuh, dan 2.655 tentara ditangkap -- dua di antaranya berpangkat jenderal. Baghdad, sebagaimana lazimnya, tidak tinggal diam. Mereka mengklaim telah menewaskan 80.000 warga Iran ditambah 150.000 sampai 200.000 orang luka-luka. Di samping itu, Irak membantah klaim Iran terhadap 155 km2 wilayah mereka. Dalam pada itu, sumber militer AS memperkirakan korban yang jatuh di pihak Iran jumlahnya dua kali lebih banyak ketimbang Irak. Satu hal yang pasti, Baghdad protes terhadap serangan Iran yang ditujukan ke permukiman sipil di Basra. Mereka melukiskannya sebagai "kejahatan baru terhadap penduduk sipil", dan ini berarti Iran telah melanggar syarat-syarat yang ditetapkan Irak, ketika yang disebut terakhir ini menghentikan serangan udaranya terhadap kota-kota di wilayah musuh. Seperti diketahui, Presiden Irak Saddam Hussein menyetop selama dua minggu serangan udara terhadap permukiman penduduk sipil Iran -- sejak 18 Februari berselang --dengan syarat, "Teheran bersedia mengusahakan perdamaian yang langgeng antara kedua negara." Menanggapi usul Saddam, Iran waktu itu berjanji akan menyetop serangan udara. Tetapi seperti sengaja melanggar janji, Teheran dengan gencar kembali menggempur Basra. Saddam mempersalahkan Iran karena "tidak bertindak menurut akal sehat". Tapi Presiden Ali Khameini menegaskan bahwa Iran tidak akan berhenti bertempur. "Saya harap kita akan merayakan kemenangan sebelum ulang tahun Revolusi Iran, 11 Februari tahun depan," ucapnya optimistis. Banyak pula pembesar Iran sesumbar dengan janji "ofensif terakhir yang menentukan sebelum kalender Iran tutup tahun 21 Maret yang akan datang." Para pengamat menduga, kalau tidak ke front selatan, Iran tentu menyerang ke front tengah. Tujuannya tetap: menjatuhkan Presiden Irak Saddam Hussein. I.S., Laporan Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus