Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TKI hilang kontak selama 28 tahun asal Jember, Jawa Timur, Jumanti binti Bejo Bin Nur Hadi alias Qibtiyah Jumanah, akhirnya bisa menerima pembayaran sisa uang gajinya. Total uang yang diterimanya sekitar Rp.266 juta dan saat ini disimpan oleh Kedutaan Besar Indonesia untuk Arab Saudi atau KBRI karena kondisi Jumanti yang mulai pikun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, pada Selasa, 1 Mei 2018, pemberian uang sisa gaji Jumanti disaksikan oleh KBRI dan Duta Saudi Arabia untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Pihak keluarga Jumati sudah diinformasikan mengenai hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KBRI Riyadh menyaksikan penyerahan gaji TKI berusia 74 tahun yang putus kontak dengan keluarga di Indonesia selama 28 tahun. TKI itu bernama Jumanti binti Bejo Bin Nur Hadi alias Qibtiyah Jumanah, yang sekarang mulai pikun. Sumber: KBRI Riyadh, Arab Saudi.
Duta Besar Agus dalam keterangan tertulis mengatakan sisa uang gaji Jumanti diserahkan oleh keponakan majikan Jumanit bernama Ibrahim Muhammad. Saat menyerahkan uang, Ibrahim mengatakan Jumanti alias Qibtiyah ini sudah di anggap seperti ibu olehnya. Keluarga besarnya akan merasa kehilangan ketika Jumanti pulang ke Indonesia.
Jumanti ditemukan oleh KBRI Arab Saudi setelah hilang kontak selama 28 tahun. Jumanti masuk Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga sejak 1990 dan selama itu pula, Jumanti, yang memiliki empat anak, hilang kontak. Selain tak ada kabarnya, gaji Jumanti tidak rutin dibayar oleh majikan dan dia diperbantukan pada anggota keluarga majikan yang lain.
Jumanti alias Qibtiyah bisa ditemukan oleh Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh setelah mendapatkan bantuan dari Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud, keponakan Raja Salman yang juga menjabat Gubernur Riyadh. Upaya KBRI Riyadh dalam menemukan TKI hilang kontak ini harus melalui perjuangan panjang karena majikan yang tinggal di Riyadh berupaya menutupi keberadaannya.