Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Washington – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Amerika Serikat, Adam Schiff, mengkritik Presiden Donald Trump, yang dinilai mencoba memecah belah rakyat, pasca pernyataan penembakan massal di sinagoga di Pittsburgh, yang terjadi pada Sabtu, 27 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
“Presiden ini memiliki modus operandi memecah belah kita. Tidak cukup pada hari tragedi dia mengatakan hal yang tepat jika setiap hari sepanjang tahun dia mengatakan hal-hal yang membawa kita kepada konflik satu sama lain,” kata Schiff, yang keturunan Yahudi kepada CNN seperti dilansir Reuters pada Ahad, 28 Oktober 2018.
Schiff yang juga merupakan tokoh Partai Demokrat dan anggota dari Komite Intelijen DPR AS, mengatakan dia tidak setuju dengan pernyataan Trump bahwa tragedi itu bisa dicegah jika ada penjaga bersenjata di dalam kuil.
Baca:
“Isu terbesar adalah iklim seperti apa yang kita ciptakan di negara ini? Presiden punya peran penting di sana,” kata Schiff.
Schiff menuding Trump menciptakan suasana pecah belah, sering kali kebencian, atau dorongan untuk melakukan tindak kekerasan terhadap jurnalis. “Ini menjadi beban bagi kita semua untuk mencoba membentuk persatuan yang sempurna,” kata dia.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan), dan anggota DPR AS, Adam Schiff, kiri. Fox News
Dalam cuitannya di Twitter, Trump menanggapi tudingan bahwa dia menciptakan perpecahan di tengah rakyat AS.
“Berita bohong melakukan apapun dalam kekuasaan mereka untuk menyalahkan Partai Republik, Konservatif, dan saya atas suasana yang terbelah dan kebencian yang telah berlangsung lama di negara kita. Sebenarnya, berita bohong dan tidak jujur yang mereka siarkan yang menyebabkan masalah ini menjadi jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang mereka pahami,” kata Trum di akun @realdonaldtrump.
Schiff dan Trump kerap berbeda pendapat mengenai kebijakan politik AS. Pada Februari 2018, misalnya, Trump menyebut Schiff sebagai seorang pembohong besar di Washington dan juga kerap membocorkan informasi mengenai rapat kerja DPR AS soal intelijen.
Seperti diberitakan, seorang pria paruh baya bernama Robert Bowers menembaki jamaah sinagoga Tree of Life di Pittsburgh pada Sabtu, 27 Oktober 2018 dan menewaskan 11 orang jamaah yang sedang beribadah.
Baca:
Bowers masuk ke dalam sinagoga dengan membawa senjata semiotomatis AR-15 dan tiga pistol. Seusai melakukan aksi kejinya, Bowers mencoba keluar dari lokasi namun terpergok seorang polisi. Bowers dan polisi itu sempat saling tembak. Enam orang terluka dalam baku tembak itu termasuk empat orang polisi.
Robert Bowers, pelaku penembakan sinagog idi Pittsburgh [Sky News]
Bowers akhirnya berhasil dilumpuhkan dan dibawa ke rumah sakit dengan sejumlah luka tembak. Sebelum melakukan aksinya, Bowers menggunggah sejumlah foto pistol jenis Glock miliknya di jejaring sosial. Dia bercerita mengenai spesifikasi senjata itu dan kelebihannya.
Baca:
Mengenai tindakan barbar Bowers ini, Trump mengatakan pelaku dan orang-orang lain yang melakukan tindakan sama tidak boleh menunggu hukuman mati bertahun-tahun dan harus dieksekusi secepatnya. Trump juga mengatakan serangan itu sebagai serangan atas kemanusiaan dan memerintahkan semua bendera di gedung federal agar dikibarkan setengah tiang.
Bowers dijerat dengan 29 dakwaan tindak pidana termasuk 11 pembunuhan dan ujaran kebencian karena menyerbu Sinagoga Tree of Life di Squirrel Hill, Pittsburgh.