Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa dia tidak akan menoleransi sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas perang melawan Rusia. Sebaliknya, Zelensky membalas bahwa dia ingin mengakhiri perang secepat mungkin.
Pekan lalu, hubungan Zelensky dan Trump berada di titik terendah setelah keduanya terlibat adu mulut di depan media. Zelensky mengatakan kesepakatan mengakhiri perang dengan Rusia masih jauh dari kenyataan. Trump mencela pernyataan Zelensky dengan mengatakan itu adalah pernyataan terburuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Amerika tidak akan menoleransinya lebih lama lagi," kata Trump di media sosial, pada Senin, 3 Maret 2025, dikutip dari Channel News Asia..
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komentar itu muncul setelah Zelensky menuduh Rusia tidak serius unutk berdamai dengan Ukraina. Zelensky memperingatkan bahwa jaminan keamanan yang ketat adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun itu.
Serangan Trump terhadap Zelensky telah menjungkirbalikkan dukungan AS untuk Ukraina, dan sekutu Washington secara lebih luas. Dikhawatirkan bahwa Amerika Serikat akan beralih ke Rusia.
Trump meningkatkan ancamannya selama acara di Gedung Putih pada Senin malam. Ia menyatakan bahwa Zelensky tidak akan bertahan lama tanpa kesepakatan gencatan senjata dengan Moskow.
Trump mengatakan Zelensky seharusnya lebih menghargai miliaran dolar bantuan militer yang telah disumbangkan Washington dalam perang Rusia Ukraina. Namun, ia menawarkan harapan bahwa kesepakatan mineral yang gagal pekan lalu karena pertikaian itu dapat dihidupkan kembali. Ia juga mengecilkan laporan bahwa dapat menghentikan bantuan militer.
"Sekarang mungkin seseorang tidak ingin membuat kesepakatan, dan jika seseorang tidak ingin membuat kesepakatan, saya pikir dia tidak akan bertahan lama," ujar Trump.
Zelensky mengatakan diskusi masih berfokus pada langkah pertama. "Kesepakatan untuk mengakhiri perang masih sangat, sangat jauh," tutur Zelensky, yang membuat Trump marah.
Lebih lanjut, Zelensky menambahkan dalam sebuah pernyataan video Senin pekan ini bahwa perdamaian yang nyata dan jujur hanya akan terjadi bila keamanan di Ukraina terjamin. "Kurangnya jaminan keamanan bagi Ukraina 11 tahun lalu memungkinkan Rusia untuk memulai pendudukan Krimea dan perang di Donbas, kemudian kurangnya jaminan keamanan memungkinkan Rusia untuk melancarkan invasi skala penuh," ujar Zelensky.
Rusia menolak pernyataan Zelensky. Rusia menuduhnya tidak ingin berdamai.
Di lapangan, pejabat Ukraina melaporkan korban tewas akibat serangan rudal Rusia di fasilitas pelatihan militer, sekitar 130 km dari garis depan. Seorang blogger militer yang disegani mengatakan antara 30 hingga 40 tentara tewas dan 90 lainnya terluka dalam serangan di dekat Dnipro pada hari Sabtu.
Pilihan editor: Ramai Kasus Pertamina, Harga BBM di Malaysia Lebih Murah