Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Trump Tetapkan Houthi Yaman sebagai 'Organisasi Teroris Asing'

Penetapan Houthi sebagai teroris akan berdampak buruk bagi misi kemanusiaan yang berlangsung di Yaman.

23 Januari 2025 | 09.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pejuang Houthi dalam parade pelatihan militer di Sanaa, Yaman 18 Desember 2024. Reuters/Khaled Abdullah/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 22 Januari 2025, menetapkan kembali gerakan Houthi Yaman, yang secara resmi dikenal sebagai Ansar Allah, sebagai sebuah "organisasi teroris asing", demikian pernyataan Gedung Putih, seperti dilaporkan Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langkah ini akan memberlakukan hukuman ekonomi yang lebih keras daripada yang telah diterapkan oleh pemerintahan Biden kepada kelompok yang bersekutu dengan Iran sebagai tanggapan atas serangannya terhadap pelayaran komersial di Laut Merah dan terhadap kapal-kapal perang AS yang mempertahankan titik rawan maritim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pendukung langkah tersebut mengatakan bahwa hal itu sudah terlambat, meskipun beberapa ahli mengatakan bahwa hal itu dapat berimplikasi pada siapa pun yang dianggap membantu Houthi, termasuk beberapa organisasi bantuan.

"Aktivitas Houthi mengancam keamanan warga sipil dan personel Amerika di Timur Tengah, keselamatan mitra regional terdekat kami, dan stabilitas perdagangan maritim global," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah sejak November 2023. Mereka mengklaim tindakan itu sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina atas perang Israel melawan Hamas di Gaza. Mereka telah menenggelamkan dua kapal, menyita satu kapal lainnya, dan menewaskan setidaknya empat pelaut.

Serangan tersebut telah mengganggu pelayaran global, memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah rute perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal di sekitar Afrika bagian selatan selama lebih dari satu tahun.

Kelompok ini telah menargetkan Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden, yang terhubung dengan selat Bab al-Mandab yang sempit, sebuah titik persimpangan antara Tanduk Afrika dan Timur Tengah.

Di bawah pemerintahan Biden, militer AS berusaha mencegat serangan Houthi untuk melindungi lalu lintas komersial dan melakukan serangan berkala untuk menurunkan kemampuan militer Houthi. Namun, serangan itu tidak menargetkan kepemimpinan kelompok tersebut.

Pada awal masa jabatannya sebagai presiden pada 2021, Joe Biden telah mencabut sebutan teroris dari Trump untuk mengatasi masalah kemanusiaan di Yaman. Dihadapkan dengan serangan Laut Merah, Biden tahun lalu menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi "Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus". Namun pemerintahannya menunda untuk menerapkan penetapan FTO yang lebih keras.

Lembaga amal Inggris Oxfam mengatakan bahwa langkah tersebut akan memperburuk penderitaan warga sipil Yaman, mengganggu impor makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang sangat penting.

"Pemerintahan Trump menyadari konsekuensi-konsekuensi ini namun tetap memilih untuk bergerak maju, dan akan memikul tanggung jawab atas kelaparan dan penyakit yang akan terjadi," ujar direktur perdamaian dan keamanan Oxfam Amerika, Scott Paul, dalam sebuah pernyataan.

David Schenker, yang menjabat sebagai asisten menteri luar negeri untuk urusan Timur Dekat pada pemerintahan Trump yang pertama, mengatakan bahwa langkah Trump pada Rabu merupakan langkah awal yang jelas untuk menanggapi apa yang dia gambarkan sebagai salah satu kekuatan proksi utama Iran di Timur Tengah.

"Meskipun penetapan ulang tersebut kemungkinan tidak akan berdampak positif pada perilaku kelompok tersebut, langkah tersebut menunjukkan bahwa pemerintahan baru tidak ingin membujuk (atau memikat) Iran untuk melakukan negosiasi melalui basa-basi," kata Schenker kepada Reuters.

Pemerintahan Trump mengatakan bahwa AS akan bekerja sama dengan mitra regional untuk melenyapkan kemampuan Houthi, mencabut sumber dayanya "dan dengan demikian mengakhiri serangannya terhadap personel dan warga sipil AS, mitra AS, dan pelayaran maritim di Laut Merah."

Penetapan ini juga akan memicu tinjauan luas terhadap mitra PBB, organisasi non-pemerintah, dan kontraktor yang beroperasi di Yaman, demikian ungkap Gedung Putih.

"Presiden akan mengarahkan USAID untuk mengakhiri hubungannya dengan entitas-entitas yang telah melakukan pembayaran kepada Houthi, atau yang telah menentang upaya-upaya internasional untuk melawan Houthi sambil menutup mata terhadap terorisme dan pelanggaran yang dilakukan oleh Houthi," ujar Gedung Putih.

Houthi dalam beberapa hari terakhir telah mengisyaratkan bahwa mereka mengurangi serangan di Laut Merah setelah kesepakatan gencatan senjata multi-fase antara Israel dan Hamas. Sebelumnya pada Rabu, kelompok ini membebaskan awak kapal komersial Galaxy Leader lebih dari setahun setelah mereka menyita kapal berbendera Bahama tersebut di lepas pantai Yaman.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus