UNTUK mengamankan Mikhail Gorbachev, segalanya disiapkan: anjing pelacak bom, rudal anipesawat udara, pasukan khusus, termasuk Gegana, dan sederet alat canggih. Agen-agen FBI, CIA, dan Dinas Rahasia berminggu-minggu mempelajari berbagai laporan, sembari memperhitungkan 1.001 mimpi buruk. Bahkan tim Uni Soviet bekerja sama dengan mereka. Tampaknya, masalah keamanan begitu ruwet, dan bahaya bisa datang dari mana saja: seorang penembak gelap, makanan beracun, Liga Pertahanan Yahudi. "Kami mencoba siap untuk skenario paling buruk sekalipun," kata juru bicara dari satuan pengaman itu. Ternyata, mereka tidak terlalu siap menghadapi puluhan ribu massa Yahudi yang sepanjang Senin siang unjuk rasa di Washington, beberapa jam sebelum Gorbachev menginjakkan kaki di Gedung Putih. Petugas protokol tidak kalah sibuk. Untuk jamuan makan malam di Gedung Putih, misalnya, panitia menetapkan dasi hitam dan tuxedo, sementara delegasi Soviet cenderung nengenakan pakaian dinas. "Ia boleh mengenakan apa saja," begitu akhirnya komenar juru bicara Gedung Putih, Marlin Fitwater. Semua itu bukan apa-apa dibanding ketegangan di Sayap Timur Gedung Putih, tempat para pembantu Nancy Reagan menyusun acara untuk first lady dari Soviet, Raisa Gorbachev. Mereka menunggu dua minggu untuk jawaban dari Moskow, hanya tentang "apakah Raisa bersedia memenuhi undangan minum teh di Gedung Putih". Sialnya, walaupun Raisa setuju, dia punya usul baru. Bagaimana kalau acara minum teh diganti dengan minum kopi pagi, hingga siang harinya ia bisa mendampingi sang suami dalam temu wicara dengan para pemimpin redaksi dan penerbit top Amerika. Tentu saja usul diterima, tapi pihak Nancy merasa bahwa wartawan dianggap lebih penting ketimbang undangan Gedung Putih. Yang pasti, pers mensinyalir ada persaingan terselubung antara Nancy dan Raisa. Surat kabar USA Today dengan jail menampilkan statistik kedua wanita terkemuka dunia itu, mulai dari usia, ukuran baju, tinggi badan, pendidikan, warna cat rambut, dan kegiatan olah raga mereka. Sementara itu, orang Amerika berlomba-lomba mengomersialkan kunjungan Gorbachev. Ada peniti I Love Gorby, seiring dengan penjualan topeng pemimpin Soviet itu. Ada baju kaus dengan logo summit Reagan-Gorbachev, sementara pengusaha berkutat agar beroleh undangan ke jamuan makan Uni Soviet. Buat Gorbachev sendiri, kunjungan ke AS merupakan eksperimen puncak dalam peranannya sebagai pemimpin Soviet. Ia sudah mulai dengan satu permulaan yang baik, lewat wawancara dengan Tom Brokaw dari jaringan TV NBC. Ia tampil mantap, santai, bijak, dan mengesankan Uni Soviet bukan ancaman bagi Amerika atau negara mana pun. Sepanjang wawancara -- kendati Brokaw begitu lihai melontarkan pertanyaan -- pemimpin Soviet itu tak sekali pun terperosok. Pemecatan terhadap Boris Yeltsin dikatakannya, "Tidak salah, kami tidak akan membiarkan petualangan macam itu." Lalu, katanya, perestroika tidak dimaksudkan untuk menciptakan pengangguran. Adakah alternatif untuk Partai Komunis? "Saya tidak melihat perlu adanya partai lain dan saya berpendapat, inilah pandangan masyarakat kami. "Disini Goebachev mengisyaratkan pada Amerika dan seluruh dunia, janganlah berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya dan komunisme atau apa pun namanya. Ia seolah ingin mengatakan, "Terimalah kami sebagaimana adanya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini