Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Undang-Undang Sapi Langka

Partai bharatiya janata india menyetujui undang-undang larangan pemotongan sapi. dikhawatirkan ini bisa menyulut konflik hindu-islam di sana.

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Undang-Undang Sapi Langka
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SAPI mulai diperlakukan seperti binatang langka. Tak boleh seenaknya dipotong. Setidaknya begitulah jiwa undang-undang perlindungan ternak yang diperjuangkan -- dan berhasil disetujui -- oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) di New Delhi, India, bulan lalu. Konsekuensinya tentu bukan cuma berupa ancaman hukuman lima tahun penjara atau denda 10.000 rupee bagi pelanggarnya -- yakni memotong sapi yang dianggap suci oleh orang Hindu di sana. Undang-undang itu bisa saja mengubah pola makan orang India yang mengharamkan sapi. Tampaknya undang-undang itu dilansir sebagai cermin gerakan menegakkan kembali norma-norma Hindu yang belakangan mulai giat. Dan ini menjadi garis perjuangan Partai Bharatiya Janata, partai kebangkitan kembali umat Hindu, yang menang pemilu November lalu di distrik Delhi. Yang paling terpukul oleh peraturan ini tentu umat Islam atau siapa saja di India yang tak mengharamkan sapi. Sebab selama ini merekalah yang menjadi konsumen utama daging sapi. Tak mengherankan jika banyak yang khawatir pelaksanaan undang- undang baru ini akan menyulut konflik Hindu-Islam di India. Dugaan itu beralasan, sebab BJP dan umat Islam di sana memang punya pengalaman pahit. Partai militan Hindu inilah yang dianggap menggerakkan umat Hindu berpawai dan akhirnya menghancurkan Masjid Ram Janmabhoomi di Ayodhya pada akhir 1992. Walau ada aksi protes kecil-kecilan di New Delhi, belum ada konflik yang meletus. Sebab, menurut seorang pengamat, undang- undang yang disahkan BJP itu bukanlah hal baru. "Larangan memotong sapi itu sudah lama ada dan berlaku di seluruh India," kata seorang pengamat. Karena itu, jika ada pemotongan sapi, biasanya dilakukan diam-diam di tempat pejagalan gelap. Pelanggaran itu terjadi karena sanksi untuk pemotong sapi tak jelas. Apa yang dilakukan BJP sekarang ini hanyalah mempertegas sanksi bagi pelanggar larangan potong lembu. Sulit bagi umat Islam menolaknya karena ini berkaitan dengan kepercayaan umat Hindu -- mayoritas di India. Selain itu, undang-undang perlindungan ternak ini juga membolehkan pemotongan kambing dan kerbau. "Lagi pula harga daging kerbau lebih murah daripada sapi. Hanya 8 rupee per kilogram," kata seorang pejabat BJP. Yang menjadi masalah, daging kambing dan kerbau saat ini juga tak tersedia cukup di Delhi. Karena Pengadilan Tinggi telah menutup Idgah Abattoir, satu-satunya rumah jagal resmi di Delhi. Penutupan ini merupakan hasil perjuangan kaum vegetarian yang dipelopori Maneeka Gandhi, janda mendiang Sanjay Gandhi. "Proses pemotongan hewan di rumah jagal sama sekali mengabaikan segi kebersihan dan kesehatan," kata Maneeka. Selain itu, limbah rumah jagal itu mengotori lingkungannya. Sebagai bukti, Maneeka mengirimkan video suasana di rumah jagal itu. Bukti itu rupanya berhasil meyakinkan para hakim sehingga rumah jagal itu lalu ditutup untuk sementara. Pengadilan akan membolehkan rumah jagal itu beroperasi lagi jika sudah memperbaiki fasilitasnya. Namun, nantinya, kapasitas rumah jagal itu juga akan dibatasi -- cuma boleh memotong 2.500 hewan per hari. Padahal sebelumnya ada 13.000 ekor ternak yang dipotong untuk masyarakat New Delhi. Tentu pengurangan pasokan daging di Delhi itu akan mengubah pola makan orang New Delhi. Siapa tahu semakin banyak yang beralih menjadi vegetarian -- yang tentu tak akan diharamkan oleh agama. BHS dan Navraj Gandhi (New Delhi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus