Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Upaya Damai Suriah pada Masa Pandemi 

PBB mengirim 89 truk bantuan kemanusiaan ke Idlib.

20 Mei 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Upaya Damai Suriah pada Masa Pandemi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Geir O. Pedersen, mendesak Amerika Serikat dan Rusia membantu perdamaian di Suriah.

  • Dia mendesak kedua negara berperan penting dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang lebih dari sembilan tahun itu.

  • Suriah porak-poranda akibat perang saudara sejak awal 2011.

JENEWA – Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah, Geir O. Pedersen, mendesak Amerika Serikat dan Rusia membantu perdamaian di Suriah. Dia mengatakan kedua negara tersebut berperan penting dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang lebih dari sembilan tahun itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mediator Suriah di PBB ini mengatakan kalangan yang berseberangan dalam konflik Suriah setuju berkumpul kembali di Jenewa untuk berunding tentang konstitusi. Dia menyatakan ketenangan dalam pertempuran saat ini dapat memberikan kesempatan untuk memulai penyembuhan “ketidakpercayaan yang mendalam" di antara mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Begitu situasi pandemi memungkinkan, mereka bersepakat untuk datang ke Jenewa dan menyetujui agenda pertemuan berikutnya," kata Pedersen kepada wartawan, kemarin. Dia tidak merinci tanggal pertemuan dan mengatakan pertemuan virtual komite konstitusional tidak akan mungkin dilakukan.

Menurut Pedersen, pada masa tenang saat ini, dengan adanya ancaman pandemi Covid-19 dan kelompok teror ISIS, serta orang-orang Suriah terus menderita, memperbarui kerja sama internasional dan membangun kepercayaan internasional sangatlah penting. "Dialog Rusia-Amerika memiliki peran kunci di sini, dan saya mendorong mereka untuk melakukannya."

Suriah porak-poranda akibat perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak demonstran pro-demokrasi. Konflik tersebut meluas ketika Rusia menjadi pendukung utama Assad, sementara Amerika mendukung beberapa oposisi di Suriah. Berdasarkan catatan PBB, ratusan ribu orang telah terbunuh dan lebih dari 10 juta orang telantar. Pedersen mengatakan tiga negara yang memimpin dan mengatur gencatan senjata di Suriah, yakni sekutu Assad, Rusia dan Iran, serta pendukung oposisi, Turki, juga punya peran kunci dalam pembicaraan perdamaian.

Berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia pada akhir 2018, salah satu kota di Suriah, yakni Idlib, berada di zona de-eskalasi. Namun kedua kubu melanggar gencatan senjata. "Bagaimanapun, kita harus menghindari kembali pertarungan habis-habisan dan pelanggaran,” ujar dia.

Pedersen merupakan utusan keempat PBB yang mencoba menengahi perdamaian di Suriah. Menurut dia, persaingan internasional lebih menonjol ketimbang kerja sama, sehingga perlu dibangun diplomasi konstruktif untuk mendukung solusi politik. “Hal itu sulit, tapi tidak mustahil, dan kita harus berusaha.”

PBB kemarin mengirim 89 truk bantuan kemanusiaan ke Idlib, provinsi di barat laut Suriah, tempat jutaan orang sangat membutuhkan bantuan. Truk-truk berisi pasokan itu memasuki Suriah melalui gerbang perbatasan Cilvegozu di Provinsi Hatay, selatan Turki, yang berbatasan dengan Idlib. Bantuan tersebut akan didistribusikan kepada orang-orang yang rentan di Idlib dan daerah perdesaan terdekat.

Saat ini Idlib merupakan rumah bagi 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang dari pasukan rezim di seluruh negara yang dilanda perang.

Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Amerika untuk PBB, Kelly Craft, mengatakan Washington telah sepenuhnya menerapkan road map 2015. Dokumen pemandu rencana strategis itu dimulai dengan segera menerapkan gencatan senjata secara nasional, sehingga akan menggerakkan Suriah menuju masa depan perdamaian. "Itulah yang harus dikejar Dewan Keamanan,” ujar dia. Craft juga mendesak Dewan memastikan rezim Suriah mengubah perilaku yang merusak rakyatnya sendiri.

Adapun Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyerukan pencabutan "sanksi mencekik" sepihak yang diberlakukan Amerika dan negara lainnya. Sanksi itu disebut-sebut mencegah Suriah membeli barang-barang medis untuk mengatasi Covid-19.

Nebenzia mengatakan warga Suriah sendiri perlu mengatasi ancaman bersama, termasuk virus corona, terorisme, pendudukan asing, serta pemulihan kesatuan negara dan integritas wilayah. "Komunitas eksternal harus bersatu memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Suriah pasca-konflik untuk memfasilitasi proses politik tanpa campur tangan di dalamnya."

REUTERS | UN.ORG | TRT WORLD | AL JAZEERA | ANADOLU | SUKMA LOPPIES

Upaya Damai Suriah pada Masa Pandemi

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus