Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

CSIS: Gabungnya Indonesia dalam BRICS sebagai Inovasi Prabowo

CSIS menilai bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS menjadi inovasi Prabowo.

13 Januari 2025 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemandangan menunjukkan spanduk dengan logo KTT BRICS tahunan di sebelah Kremlin Kazan di Kazan, Rusia, 22 Oktober 2024. REUTERS/Maxim Shemetov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Peneliti Departemen Hubungan Internasional Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Andrew Mantong menyoroti pidato Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono pada Jumat lalu usai Indonesia resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS. Menurut dia, langkah untuk bergabung ke dalam kelompok negara berkembang ini merupakan inovasi dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Engagement Indonesia dengan BRICS harus diterima sebagai inovasi, sebagai gebrakan dari pemerintahan Prabowo,” kata Andew dalam konferensi pers pada Senin, 13 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, Andrew menilai inovasi Prabowo ini harus disertai dengan sejumlah strategi, termasuk peningkatan hubungan diplomatik dengan negara-negara pembentuk sistem tatanan dunia yang disinggung Sugiono. Negara-negara itu, seperti Amerika Serikat, disebut mendirikan sistem multilateralisme.

Lebih lanjut, Andrew mengatakan bahwa peningkatan hubungan ini tidak hanya dilakukan antarpemerintah, namun juga harus dilakukan hingga di tingkat antarmasyarakat atau people to people.

Andrew juga mendorong pemerintah Indonesia untuk menyusun rancangan program yang akan diusulkan usai menjadi anggota BRICS. Misalnya, apakah posisi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mewakili negara-negara berkembang.

“Kepentingan kita dan agenda kita apa? Dunia seperti apa yang ingin kita bangun di pemerintahan Prabowo,” ujarnya.

Sebelumnya, Menlu Sugiono mengungkap langkah strategis Indonesia di dunia internasional, salah satunya lewat keberhasilan Indonesia bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada Januari 2025.

Sugiono mengatakan bahwa proses aksesi Indonesia ke dalam keanggotaan BRICS merupakan bagian dari diplomasi aktif di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, jelas Sugiono, para anggota BRICS sepakat untuk memutuskan dan menerima Indonesia.

"Di sini, kita melihat bahwa Indonesia dipandang sebagai negara yang penting untuk bisa segera bergabung,” kata Sugiono saat menyampaikan pidato dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Lebih lanjut, Sugiono menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di dalam BRICS merupakan perwujudan nyata dari prinsip politik luar negeri bebas aktif dan bukan sebuah penyimpangan.

“Karena keputusan ini bukanlah merupakan hasil kerja semalam, melainkan buah dari kiprah, konsistensi, dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun.” ujarnya.

Sebagai anggota BRICS, Sugiono menekankan, Indonesia akan memastikan jembatan kepentingan negara-negara berkembang dan kawasan Indo-Pasifik tetap terjalin. 

Selain itu, Sugiono juga menyebut aktifnya keanggotaan Indonesia di dalam BRICS turut berjalan seiring dengan peran aktif kerja sama dengan negara lain seperti dalam G20, APEC, IPEF, MIKTA, dan CPTPP serta tahap aksesi sebagai anggota OECD.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus