Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB meminta maaf atas beredarnya foto-foto beberapa staf di depan bendera Taliban di Afghanistan. Menurut PBB, foto-foto itu adalah kekeliruan penilaian yang signifikan.
Baca: Recep Tayyip Erdogan : Aturan Taliban yang Larang Perempuan Sekolah Tidak Islami
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto-foto itu beredar selama kunjungan Wakil Sekretaris Jenderal Amina Mohammed minggu ini ke Afghanistan. PBB bertemu dengan Taliban dan menyatakan kekhawatiran atas pelanggaran hak-hak perempuan di negara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mohammed, wanita berpangkat tertinggi di Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan Direktur Eksekutif UN Women Sima Bahous dan Asisten Sekretaris Jenderal Departemen Politik, Urusan Pembangunan Perdamaian dan Operasi Perdamaian Khaled Khiari menyelesaikan kunjungan empat hari ke Afghanistan pada Jumat, 20 Januari 2023. Selama kunjungan tersebut, delegasi tersebut bertemu dengan para pemimpin Taliban di Kabul dan Kandahar. PBB dan menyampaikan kekhawatiran mereka atas pembatasan terhadap pendidikan dan pekerjaan perempuan serta anak perempuan di seluruh negeri.
Namun saat Mohammed bertemu dengan para pemimpin kelompok itu, foto-foto beberapa personel keamanan PBB di depan bendera Taliban menuai kritik. “Foto itu seharusnya tidak pernah diambil. Ini jelas menunjukkan kesalahan penilaian yang signifikan. Itu adalah kesalahan dan kami mohon maaf untuk itu. Dalam hal itu, saya yakin penyelia para perwira ini telah berbicara kepada mereka mengenai hal ini,” kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, kepada wartawan, Jumat, 20 Januari 2023 ketika ditanyai tentang kunjungan dan foto-foto tersebut
Haq mengatakan foto itu diambil saat Wakil Sekretaris Jenderal bertemu dengan para pemimpin de facto di Afghanistan. Petugas keamanan yang dibawa dalam pertemuan sedang menunggu di ruangan sebelah.
Dalam sebuah posting di Twitter, Kepala Hubungan Luar Negeri untuk Front Perlawanan Nasional Afghanistan Ali Maisam Nazary mengatakan "Personil @UN di Kabul mengambil foto dengan bendera kelompok teroris membuat ketidakberpihakan & integritas PBB dipertanyakan."
"Kami dengan hormat meminta @antonioguterres untuk menyelidiki masalah ini & untuk @UNAMAnews untuk mencegah tindakan tidak sensitif yang dapat menodai reputasinya," kata Nazary merujuk pada Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA).
Nazary juga memposting dua foto yang memperlihatkan personel PBB berdiri di depan bendera Taliban.
Mohammed mewakili Sekretaris Jenderal PBB dalam pertemuan delegasi tingkat tinggi dengan Taliban. Dalam pertemuan itu ia menyampaikan keprihatinan atas keputusan Taliban baru-baru ini yang melarang perempuan bekerja untuk organisasi non-pemerintah nasional dan internasional. Larangan itu dinilai PBB sebagai langkah yang merusak pekerjaan banyak organisasi yang membantu jutaan orang-orang Afghanistan yang rentan.
“Pesan saya sangat jelas: sementara kami mengakui pengecualian penting yang dibuat, pembatasan ini memberi perempuan dan anak perempuan Afghanistan masa depan yang mengurung mereka di rumah mereka sendiri, melanggar hak-hak mereka dan merampas layanan komunitas mereka,” kata Mohammed.
“Ambisi kolektif kami adalah untuk Afghanistan yang makmur yang berdamai dengan dirinya sendiri dan tetangganya, dan berada di jalur menuju pembangunan berkelanjutan. Tapi saat ini, Afghanistan sedang mengisolasi diri, di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan dan salah satu negara paling rentan di bumi terhadap perubahan iklim,” katanya.
“Kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk menjembatani kesenjangan ini.”
Taliban telah menutup universitas bagi siswa perempuan di seluruh negeri sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kelompok ini juga melarang anak perempuan untuk bersekolah di sekolah menengah, membatasi kebebasan bergerak perempuan dan anak perempuan, mengecualikan perempuan dari sebagian besar wilayah kerja dan melarang perempuan menggunakan taman, pusat kebugaran serta pemandian umum.
Simak: Amerika Minta Taliban Revisi Aturan yang Serba Melarang Perempuan
NDTV