Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Wamenhan Saudi Tuding Milisi Houthi sebagai Alat Rezim Iran

Pemerintah Saudi menuding milis Houthi menyerang instalasi minyak atas suruhan Iran.

17 Mei 2019 | 06.01 WIB

Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk
Perbesar
Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Riyadh – Menteri Pertahanan Arab Saudi menuding militer Iran berada dibalik perintah penyerangan instalasi pipa minyak negara itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Baca:

 

Ini terkait serangan drone yang dilakukan oleh milisi Houthi di Yaman, yang mengaku terafiliasi dengan Iran.

“Serangan ini membuktikan bahwa milisi-milisi ini hanyalah alat bagi rezim Iran untuk digunakan melakukan agenda ekspansinya,” kata Pangeran Khalid Bin Salman, wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 16 Mei 2019.

Pangeran Khalid menambahkan,”Serangan teroris ini, yang diperintahkan oleh rezim di Teheran, dan dilakukan oleh milisi Houthi, mempersulit proses politik yang sedang berlangsung saat ini.”

 

Baca:

 

Kelompok Houthi berperang melawan pasukan pemerintah Yaman dukungan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Perang ini telah berlangsung selama empat tahun.

Serangan drone terhadap instalasi minyak Saudi ini terjadi pada Selasa lalu. Pemerintah Saudi menyebut serangan itu tidak mengganggu proses produksi maupun ekspor minyak.

Menteri Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan kelompok Houthi sebagai bagian integral dari pasukan Garda Revolusi Iran dan mengikuti perintah. “Ini terbukti karena mereka menarget instalasi minyak milik kerajaan,” kata Adel lewat cuitan di Twitter.

 

Baca:

 

Serangan drone itu terjadi dua hari setelah kapal tanker minyak milik Saudi terkena sabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab.

Seorang analis politik Teluk, Eckart Woertz, mengatakan,”Saat ini lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.”

Menurut Woertz, seperti dilansir Aljazeera, serangan terhadap kapal tanker minyak dan pipa minyak harus dilihat dengan latar meningkatnya kehadiran militer AS dai Teluk dan memburuknya hubungan dengan Iran. Ini terjadi setelah AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir 2015.

 

Baca:

 

Serangan drone tadi merusak saluran pipa minyak Saudi. Perusahaan minyak Saudi Aramco menutup sementara saluran pipa ini. Harga minyak mentah sempat naik 1.4 persen menjadi 71 dolar per barel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus