Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Gaza Mencari Ribuan Jenazah yang Masih Terkubur Puing

Warga mulai melakukan pencarian jenazah ribuan warga Gaza yang diyakini masih terkubur di bawah puing-puing rumah mereka

21 Januari 2025 | 18.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anak Palestina berdiri di atas reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan militer Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 7 Oktober 2024. Puing-puing itu 14 kali lipat yang terkumpul di Gaza antara tahun 2008 dan dimulainya perang setahun yang lalu. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Palestina pada hari kedua gencatan senjata yakni Senin, 20 Januari 2025, mulai melakukan pencarian jenazah ribuan warga Gaza yang diyakini masih terkubur di bawah puing-puing rumah mereka yang dibom tentara Israel. Warga Gaza mengaku terkejut dengan betapa besarnya kerusakan yang ditimbukan akibat 15 bulan perang Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gencatan senjata sementara berlaku sejak Minggu, 19 Januari 2025, yang ditandai dengan pembebasan tiga sandera warga negara Israel tahap pertama yang ditukar dengan 90 tahanan warga Palestina dari sejumlah penjara Israel. Perhatian saat ini beralih pada tumpukan puing-puing yang memenuhi Gaza dampak dari serangkaian serangan Israel melawan Hamas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perang Gaza telah menewaskan lebih dari 47 ribu orang berdasarkan catatan kementerian kesehatan Gaza. Sedangkan Hamas menyandera 250 warga negara Israel dalam serangan 7 Oktober 2023, yang sebagian sudah dibebaskan lewat pertukaran tahanan dengan Israel. 

“Kami sedang menyisiri sekitar 10 ribu syuhada yang tubuhnya masih terkubur dalam puing-puing,” kata Mahmoud Basal, Juru bicara Layanan Darurat Sipil Palestina.   

Diperkirakan 2.840 jasad hilang dan tak ada lagi jejak soal mereka. Gazan Mohamed Gomaa, warga Gaza, kehilangan abang dan keponakannya dalam perang Gaza. Dia juga kehilangan tempat tinggalnya.   

“Ini sungguh mengejutkan, orang-orang terkejut melihat betapa hancurnya tempat tinggal mereka. Benar-benar remuk. Kehancuran yang ditimbulkan bukan seperti bekas guncangan gempa atau banjir bandang, namun yang terjadi adalah perang akibat permusuhan,” kata Gomaa. 

Hampir 69 persen bangunan di wilayah Gaza telah rusak atau hancur. Rumah-rumah, sekolah, bahkan rumah sakit ikut menjadi korban perang. Di Beit Lahiya, seorang janda yang meminta dirinya disebut sebagai Um Saber, mengatakan bahwa rumahnya rata dengan tanah. Ia dan keluarganya menemukan jasad-jasad manusia di jalan, beberapa telah tergeletak selama berminggu-minggu.

Di Rafah, pemandangan serupa terlihat. Mohamed Abu Taha menyebut kotanya kini mirip dengan film horor. “Rumah-rumah rata dengan tanah. Kami menemukan sisa-sisa tubuh manusia di antara puing-puing. Rasanya sulit dipercaya,” katanya.

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus