Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kopi dan croissant memang sudah menjadi ritual pagi orang-orang Prancis, tetapi kini pemerintah Prancis mewajibkan bukti vaksinasi Covid-19 atau hasil tes negatif untuk bisa masuk kafe. Meski demikian banyak restoran atau kafe yang mengabaikan aturan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kartu kesehatan sekarang harus ditunjukkan untuk makan di restoran, minum di bar, mengakses perawatan non-darurat di rumah sakit atau bepergian dengan kereta api antarkota, bagian dari upaya pemerintah untuk menahan gelombang keempat infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Emmanuel Macron meluncurkan dekrit itu bulan lalu untuk mendorong vaksinasi. Tingkat vaksinasi melonjak karena warga Prancis enggan dibatasi, tetapi ada juga yang menggelar protes.
"Sederhana saja, kami telah mengunduh aplikasi...jadi kami memindai kode QR klien, dan jika valid, mereka dapat masuk. Dan jika tidak valid, kami tidak dapat melayani mereka," kata Romain Dicrescenzo, manajer Kafe Vrai Paris di distrik Montmartre ibu kota, dikutip dari Reuters, 10 Agustus 2021.
Dia mengatakan dia telah mengusir puluhan orang, beberapa karena lupa kartu izin atau mereka yang belum divaksinasi.
Seorang pria menunjukkan kartu kesehatan COVID-19-nya di sebuah restoran ketika Prancis memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di mana sertifikat kesehatan sekarang akan diperlukan untuk mengakses sebagian besar ruang publik dan untuk bepergian dengan kereta api antarkota, di Nice, Prancis, 9 Agustus 2021 [REUTERS/Eric Gaillard]
Pemilik kafe dan bar yang kedapatan melanggar aturan akan dikenai peringatan diikuti dengan perintah penutupan 7 hari pada pelanggaran kedua. Dua pelanggaran lebih lanjut dapat menyebabkan hukuman penjara satu tahun.
Meski begitu, dari 10 pemilik restoran dan kafe yang diwawancarai Reuters di Paris pada hari Senin, setengahnya mengatakan mereka menolak untuk menjalankan pemeriksaan kesehatan. Polisi akan mengambil pandangan lunak pada awalnya, kata Kementerian Dalam Negeri.
"Jujur saya agak pro-kontra pada kartu kesehatan. Saya sudah divaksinasi, karena dalam pekerjaan saya, itu penting ... Sekarang, kartu itu adalah sesuatu yang ada di telepon saya, jadi tidak mengganggu saya ketika saya diminta menunjukkannya," kata pelanggan kafe Issam Fakih, seorang pekerja logistik bensin.
"Saya pikir ini masih merupakan upaya untuk membatasi beberapa kebebasan, tetapi mungkin beberapa reaksi agak berlebihan," ujarnya.
Beberapa negara Eropa lainnya seperti Italia telah memperkenalkan kartu kesehatan serupa, tetapi Prancis adalah yang paling komprehensif. Mereka yang menentang mengatakan itu melanggar kebebasan mereka dan mendiskriminasi mereka yang tidak menginginkan suntikan vaksin Covid-19.
Data Kementerian Kesehatan Prancis menunjukkan sembilan dari setiap 10 pasien Covid-19 yang dirawat di ruang intensif pada akhir Juli belum divaksinasi. Mayoritas orang Prancis mendukung kartu izin kesehatan, menurut survei.
Undang-undang yang mengatur persyaratan izin kesehatan akan tetap berlaku hingga pertengahan November. Undang-undang ini juga mewajibkan vaksinasi tenaga kesehatan.
Pemeriksaan izin kesehatan juga dilakukan di stasiun Gare de Lyon Paris. Pemeriksaan kartu kesehatan Covid-19 kereta api akan dilakukan secara acak dan dilakukan pada satu dari setiap empat kereta jarak jauh pada Senin, kata menteri perhubungan Prancis.
REUTERS