Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga korban pesawat jatuh Jeju Air pada 29 Desember 2024, mulai mempersiapkan pemakaman anggota keluarga mereka yang menjadi korban tewas dalam musibah ini. Langkah ini dilakukan setelah otoritas rampung mengidentifikasi 179 korban tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan tim investigasi telah mengekstraksi data dari rekaman suara kokpit di pesawat dan akan mengkonversikannya dalam bentuk file audio dan mencatat informasi penting yang mencoba menjelaskan menit-menit terakhir yang mengarah pada kecelakaan pesawat. Tim investigasi juga sedang mengupayakan mengekstraksi konten-konten data penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari total 179 korban tewas, 175 orang adalah penumpang pesawat dan empat orang adalah awak pesawat. Mereka tewas saat pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang ditumpangi hendak mendarat di bandara Muan International Airport, namun roda pesawat tak bisa keluar hingga akhirnya menghantam tembok beton bandara dan meledak. Dua awak pesawat yang berada di bagian ekor pesawat, bisa diselamatkan.
Musibah ini telah membuat Seoul memberlakukan hari berkabung nasional sampai 4 Januari 2025. Sedangkan segala bentuk perayaan pergantian tahun baru, ditunda.
Kementerian Transportasi Korea Selatan mengatakan ada tambahan dia otoritas dari Amerika Serikat yang bergabung dengan tim investigasi pada Selasa, 31 Desember 2024. Dengan begitu, total ada sekitar 24 orang tim investigasi untuk menyelidiki kasus kecelakaan ini, diantaranya ahli dari Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat, Badan Federasi Penerbangan Amerika Serikat dan perwakilan dari Boeing.
“Tim investigasi juga berencana melakukan pemeriksaan visual pada reruntuhan kecelakaan,” Wakil Menteri Transportasi Korea Selatan bidang penerbangan sipil Joo Jong-wan.
Tim investigasi dijadwalkan akan mengevaluasi apakah kecelakaan ini karena sebuah serangan burung atau karena kegagalan keluarnya roda pesawat saat pendaratan atau ada masalah control sistem yang ikut berpengaruh sehingga terjadinya musibah ini. Tim investigasi juga akan menyelidiki apakah pilot terlalu terburu-buru melakukan pendarat setelah mengumumkan ada sebuah kondisi darurat.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Top 3 Dunia; Pelaku Penyerangan di Pasar Natal di Jerman Diduga Punya Gangguan Mental
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini