ROLANDO Olalia 50, sering dicap sebagai komunis. Lebih-lebih setelah September lalu ia mendirikan PNB (Partido Ng Bayan) atau Partai Rakyat bersama Jose Maria Sison -- bekas ketua CPP, Partai Komunis Filipina -- dan seorang tokoh kiri lainnya Bernabe Buscoyne. Menteri Pertahanan Enrile malah pernah menuduh Olalia dan para pemimpin PNB lainnya "orang-orang yang mendalangi dan memimpin perlawanan bersenjata melawan pemerintah". Olalia sendiri, yang sering dipanggil Ka Lando, menolak tuduhan itu. Berkali-kali ia menegaskan bahwa ia ingin memperjuangkan keyakinan politiknya menurut cara-cara hukum. "Saya akan keluar dari partai jika yang digunakan cara kekerasan bersenjata," katanya. Nama Olalia makin mencuat setelah pada 1983 ia menggantikan mendiang ayahnya Felixberto Olalia, sebagai ketua KMU (Kilusang Mayo Uno) -- organisasi buruh terbesar di Filipina. Ka Lando sendiri sebetulnya seorang pengacara yang senang berpakaian perlente. Meski PNB dikenal sebagai wadah kelompok kiri, Olalia tak dianggap tokoh ekstrem. Kardinal Sin menilai dia moderat. Para wartawan menganggapnya tokoh yang ramah dan terbuka. Karena itu, istrinya, Feliciana, tidak mengerti mengapa suaminya harus dibunuh. "Saya tidak tahu dosa apa yang dilakukan suami saya," katanya, pekan lalu, di antara isak tangis. "Satu-satunya yang saya ketahui ialah bahwa dia berjuang untuk mereka yang tertindas. Yang selalu dipikirkannya ialah bagaimana meningkatkan kesejahteraan kaum miskin," tambahnya. Dalam suatu wawancara dengar wartawan TEMPO Seiichi Okawa, Februari silam, ia menyebut dirinya dan KMU "nasionalis murni yang berjuang untuk demokrasi". Tokoh yang pernah dipenjarakan dua kali karena kegiatan politiknya itu dianggap organisator yang baik. KMU yang dipimpinnya merupakan serikat buruh militan dengan anggota sekitar 500 ribu yang terorganisasi secara baik. Awal September lalu pembantu TEMPO di Manila, Carlos Garcia Hidalgo, mewawancarai Olalia, yang waktu itu baru saja terpilih sebagai pimpinan PNB (TEMPO, 13 September 1986). Sebagian wawancara itu, ditambah bagian yang belum sempat termuat: Pembentukan PNB dianggap telah mengembuskan napas baru dalam perpolitikan di negeri ini. Maksudnya? Lebih dari empat abad sistem politik Eilipina dikuasai golongan elite, orang-orang kaya dan tuan tanah. Imperialis AS telah memperkenalkan demokrasi dengan sistem dua partai, tapi yang terwakili cuma kelas penguasa. Kediktatoran Marcos menghapuskan demokrasi jenis itu lalu memusatkan kekuasaan pada satu partai yang didukung pihak militer. Apa yang disebut revolusi EDSA (people's power) pada dasarnya tidak mengubah sistem ini. Kekuasaan tetap terpusat pada segelintir orang, yang kebanyakan bersekongkol dengan kapitalis asing dalam menguasai ekonomi. PNB akan berusaha mengubah ini. Partai kami mempunyai basis massa rakyat, petani, buruh, dan kelas menengah. Tujuan kami untuk mencari penyelesaian bagi masalah-masalah dasar rakyat, bukannya untuk pribadi-pribadi. Tapi partai-partai lain juga mengatakan mereka mewakili kepentingan rakyat. Betul. Mereka selalu mengatakan itu untuk memperoleh dukungan suara. Yang membedakan kami dengan mereka adalah susunan organisasi. Partai-partai lain mempunyai pemimpin, tapi mereka tidak memiliki pengikut. Sebaliknya, kami mempunyai basis massa yang jelas, yakni kaum yang tertindas. Malah anggaran dasar kami menyatakan, paling tidak 60 persen anggota partai harus berasal dari kelas bawah dan menengah, untuk menjamin bahwa pimpinan partai akan berasal dari mereka. Bentuk perwakilan apa yang Anda inginkan? Yang kami inginkan adalah semacam demokrasi yang berpartisipasi, bukannya sekadar demokrasi perwakilan. Artinya, rakyat harus secara aktif ikut serta dalam proses pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang menyangkut hajat politik dan ekonomi mereka. Ini berarti mengakhiri sistem yang memilih seseorang di parlemen, dan begitu ada di sana terserah apakah ia akan membela Anda atau tidak. Partai-partai lain dikuasai oleh para politisi tradisional. Mereka memiliki sarana politis, uang, dan kekuasaan. Karena itu, mereka mempunyai orang-orang yang berkampanye buat mereka menjelang pemilu. Buat mereka, pendukung hanya perlu menjelang pemilu. Mereka akan dilupakan sampai pemilu berikutnya tiba. Itu yang saya maksud dengan parpol lain hanya memusatkan diri pada pribadi-pribadi, bukan pada masalah dasar. PNB ingin memenangkan calon-calonnya dalam pemilu mendatang. Itu tujuan jangka pendek. Apa tujuan jangka panjang Anda? Perbedaan besar antara PNB dan parpol-parpol lain adalah bahwa kami tidak mandek setelah pemilu. Keikutsertaan kami dalam proses pemilu hanyalah sebagian rencana kami untuk memolitisasikan massa. Menang atau kalah dalam pemilu, kami akan terus memberi pendidikan politik pada rakyat tentang masalah-masalah yang menyangkut kondisi politik, sosial, dan ekonomi mereka. Setelah pemilu, peranan politisi tradisional berakhir. Barulah menjelang pemilu berikutnya, ia mengonsolidasikan lagi kekuatannya. Di partai kami, politisasi dan mobilisasi dilakukan serentak. Ini karena masalah dasar bagi massa tidak berakhir setelah pemilu dimenangkan. Apa pendapat Anda tentang tuduhan Menhan Enrile bahwa PNB sebetulnya front bagi kelompok komunis? Saya kira Enrile harus senang bahwa yang dituduhnya sebagai komunis dan yang ingin merebut kekuasaan dengan kekerasan itu kini memilih untuk mencapai tujuannya secara damai dan menurut jalur hukum. Bagaimanapun, tuduhan itu saya kira taktik untuk mendiskreditkan partai kami yang bertujuan membela massa yang tertindas. Menurut saya, komunisme bukanlah masalah yang mendesak. Masalah utama kita adalah kemiskinan, pengangguran, kelaparan, ketidakadian, dan penindasan. Mengapa rakyat tidak dibiarkan bebas menentukan apakah mereka memilih komunis atau tidak? Sejak dulu saya berkeyakinan bahwa seharusnya ada kebebasan ide dalam sistem multipartai. Pendapat Anda tentang pemerintahan Aquino? Kami mendukung pemerintahan Aquino selama mereka menjunjung tinggi proses demokrasi. Tapi kami tidak ragu-ragu untuk menentangnya jika mereka terus-terusan tidak tanggap terhadap tuntutan rakyat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini