Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Zarqawi: Teroris atau Dalih

25 Oktober 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kota Fallujah terlihat lengang. "Sebagian besar penduduk, 90 persen, meninggalkan kota," ujar Mustafa Shawket, pemilik pabrik aluminium yang meninggalkan kota menuju Bagdad. Selasa siang pekan lalu, terlihat antrean panjang di jalan raya yang menghubungkan Fallujah dengan ibu kota Irak itu.

Eksodus itu berlangsung menyusul ancaman Perdana Menteri Iyad Allawi kepada pemimpin Kota Fallujah: menyerahkan orang yang paling dicari militer Amerika Serikat di Irak, Abu Musab al-Zarqawi, atau menghadapi serangan militer. Pemerintah Amerika dan Irak memang percaya, pemimpin kelompok Tawhid wal Jihad itu bersembunyi di kota itu.

Tapi serangan militer sebenarnya sudah berlangsung lebih lama, sebelum adanya ultimatum tersebut. Sementara Allawi mengancam, Amerika sudah makin rajin mengirim pesawat pengebom ke kota itu. Tak mengherankan bila Mustafa dan rekan sekotanya merasa tak bisa tinggal lebih lama di situ.

Saat Mustafa sampai di Bagdad, pesawat Amerika kembali menggelar serangan bom di Fallujah pada tengah malam. Bom menghantam sejumlah bangunan yang diduga tempat persembunyian gerilyawan yang berhubungan dengan kelompok Zarqawi. Namun, akibat pengeboman itu banyak penduduk sipil tewas, termasuk anak-anak. Tak satu pun ada korban militan yang ditemukan.

Nyaris tiap malam selama dua bulan terakhir Amerika menggelar serangan udara di Fallujah dengan dalih menghancurkan jaringan Abu Musab al-Zarqawi. Dalam beberapa hari ini marinir Amerika bergerak semakin dekat ke kota untuk memaksa gerilyawan keluar dari persembunyian. Sekelompok kecil marinir melakukan patroli di jalan raya Fallujah-Bagdad. Mereka mendirikan pos penjagaan, menggeledah mobil, dan terus bergerak setelah 15 hingga 20 menit.

Serangan makin gencar mulai Kamis dua pekan lalu, setelah ulama Fallujah berkeras menyatakan bahwa Zarqawi tak ada di kota itu dan menolak tuntutan menyerahkan Zarqawi. Tapi serangan terus-menerus Amerika membuat dewan ulama Fallujah mulai memilih bernegosiasi dengan Amerika. Kelompok ulama mengutus Syekh Khaled al-Jumeili berunding dengan Amerika dan pemerintah Irak. Tapi, anehnya, militer Amerika menangkap Syekh Khaled seusai salat di masjid di kawasan selatan Fallujah. Memang belakangan Khaled dilepas berkat campur tangan Perdana Menteri Iyad Allawi, tapi ulama Fallujah menangguhkan perundingan sebagai protes terhadap penangkapan itu.

Penangkapan itu juga mengisyaratkan ketidakjelasan itikad Amerika: benarkah mereka ingin menangkap Zarqawi, atau Zarqawi hanya dalih agar mereka bisa sesuka hati menjatuhkan bom di kota itu, membunuh anak-anak dan penduduk sipil tak berdosa?

Dengan atau tanpa Zarqawi, Fallujah merupakan tempat perlawanan paling sengit terhadap pasukan pendudukan Amerika. Sebagian besar kelompok militan Irak bermarkas di sana. Tapi tak ada satu pun milisi yang menguasai seluruh kota. Kekuasaan justru berada di tangan ulama radikal dan pasukan mereka, mujahidin, setelah marinir Amerika melepaskan pengepungan selama tiga pekan pada April lalu.

Saat matahari terduduk di horizon, marinir Amerika tak menemukan senjata atau gerilyawan. Justru mereka menghadapi warga Fallujah yang tak bersahabat. "Kiamatnya Amerika ada di Fallujah," kata Ghazi Muhammad Ibrahim, warga kota itu.

RFX (LA Times, NYT, BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus