Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis, 13 Maret 2025, menuding Presiden Rusia Vladimir Putin sedang mempersiapkan sebuah penolakan terhadap proposal gencatan senjata. Putin masih khawatir untuk menyatakan penolakan ini secara langsung ke Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zelensky mengatakan pihaknya curiga Rusia sudah menetapkan syarat-syarat agar bisa menunda gencatan senjata atau tidak mewujudkannya sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Faktanya, dia (Putin) sedang mempersiapkan sebuah penolakan karena Putin tentu saja takut mengatakan pada Presiden Trump. Dia ingin melanjutkan pertempuran ini. Dia ingin membunuh warga Ukraina,” kata Zelensky.
Dia mengatakan Washington padahal sebelumnya sudah mengutarakan kesiapan untuk mengatur kontrol dan verifikasi gencatan senjata. Hal ini dapat dipastikan dengan berbagai kemungkinan yang dimiliki Amerika Serikat dan Eropa.
“Gencatan senjata dalam perang Ukraina akan memberikan waktu untuk menyiapkan jawaban atas semua pertanyaan terkait keamanan jangka panjang yang nyata dan dapat diandalkan serta rencana untuk mengakhiri perang,” kata Zelensky.
Zelensky sebelumnya menegaskan tidak ada yang menginginkan perang yang tak berkesudahan. Dia pun bersedia berunding secepatnya.
Dia juga berjanji bekerja di bawah kepemimpinan Trump yang kuat untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng. Zelensky meyakinkan dia ingin memperbaiki keadaan.
Presiden Trump saat ini sudah menghentikan bantuan militer ke Ukraina setelah adu mulut dengan Zelensky saat pertemuan di Gedung Putih pada 4 Maret 2025. Seorang pejabat Gedung Putih yang dikutip dari Reuters, mengatakan Trump sedang meninjau kembali bantuan dan ingin memastikan bisa berkontribusi untuk solusi.
"Presiden Trump telah menegaskan bahwa ia berfokus pada perdamaian. Kami ingin mitra kami juga berkomitmen pada tujuan itu. Kami sedang menghentikan sementara dan meninjau kembali bantuan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut berkontribusi pada solusi," demikian keterangan Gedung Putih.