Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2010, PT Korindo Heavy Industry memenangi tender pengadaan 69 bus armada Transjakarta untuk Koridor Busway 9 dan 10. Nilai kontraknya Rp 106 miliar. Pembelinya Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Belum setahun beroperasi, pada 20 November 2011, tabung gas salah satu bus meledak saat bus itu sedang mengisi gas di stasiun pengisian bahan bakar gas Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Hasil uji laboratorium Center for Materials Processing and Failure Analysis Universitas Indonesia menyatakan ledakan terjadi karena kualitas tabung di bawah standar pabrikan. Seharusnya fakta ini cukup untuk memaksa Korindo memeriksa ulang tabung gas semua bus yang dijual ke Dinas Perhubungan pada 2010. Tapi itu tidak mereka lakukan.
Pada awal Agustus lalu, Tempo mewawancarai Direktur Korindo Motors Chen Chong Kyeong di Wisma Korindo, Pancoran, Jakarta Selatan. Dia didampingi General Manager Korindo Group C.M. Hwam, Assistant Manager Quality Assurance & Engineering Change Management Bambang Gunarto, dan anggota staf Korindo Motors, Edy Setiadi, yang ikut menjawab pertanyaan.
Anda yakin semua tabung gas pada bus yang dijual ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada 2010 layak pakai?
Kami memiliki sertifikat spesifikasi teknis dan hasil pengujian pabrikan. Kami juga menguji tabung di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta memperoleh sertifikat dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
BPPT mengatakan cuma melakukan tes, bukan analisis. Alasannya, Korindo tidak memberikan kualifikasi standar pabrikan.
BPPT memiliki kemampuan dalam kajian dan membaca hasil analisis kimia tabung. Semestinya mereka sudah tahu kualitas tabung dari hasil pengujian material tabung yang mereka lakukan. Kalau data dokumen pabrikan memang dibutuhkan, kenapa BPPT tidak menolak Korindo saat pertama kali mengajukan permohonan pengujian?
Hasil uji BPPT menunjukkan ada beberapa unsur yang di luar spesifikasi. Mengapa Korindo mendiamkan hasil tersebut?
Hasil analisis BPPT tidak menyebutkan adanya perbedaan unsur kimia dengan data pengujian NK Korea.
(Dalam laporan hasil tes BPPT, kandungan karbon pada tabung cuma 0,18 persen, sementara standar pabrikan 0,25-0,38 persen. Lalu kandungan fosfor ditemukan 0,25 persen, padahal seharusnya tidak lebih dari 0,015 persen.)
Hasil uji analisis Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia menegaskan kualitas tabung gas yang meledak memang di bawah standar. Sudah tahu soal ini?
Kami hanya mendengar informasi dari operator bahwa ada pemberitahuan dari kepolisian yang menyatakan kualitas tabung gas di bawah standar. Informasi itu kami laporkan ke Korea dan mereka meminta bukti resmi agar bisa dilakukan uji ulang. Karena kami tak memiliki dokumen resmi, itu belum bisa kami lakukan. Tapi ledakan bisa disebabkan sejumlah faktor. Ketika terjadi ledakan itu, kami menemukan data indikator tekanan gas stasiun pengisian bahan bakar gas mencapai 240 bar. Itu juga bisa memicu ledakan tabung.
Dinas Perhubungan mengatakan telah meminta Korindo memeriksa ulang tabung gas semua bus Hyundai di Koridor 9 dan 10. Bisakah kami melihat hasilnya?
Ketika itu, kami memberi tahu Dinas Perhubungan bahwa kami hanya melakukan pengecekan pada instalasi tabung CNG. Kami tak bisa mengecek ulang tabung karena tak punya keahlian itu. Dan Dinas Perhubungan setuju tabung tak perlu diperiksa.
Apakah ada rencana menarik tabung-tabung tersebut?
Recall itu wewenang prinsipal, Hyundai Motor Corporation, Korea. Itu bukan hal mudah, apalagi belum ada hasil resmi penyelidikan yang kami terima. Juga tidak ada tuntutan dari konsumen, Dinas Perhubungan.
Kami mendapat informasi sebagian bus yang dijual pada 2010 itu sesungguhnya sudah dibuat pada 2008. Apakah benar?
Kami memang sudah mengimpor semua komponennya pada 2008-2009. Tapi bus kami rakit pada 2010.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo