Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Jumlah (Uangnya) Tidak Banyak

Soetjipto Hamiprodjo

8 November 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari puluhan nama dokter rumah sakit di Jakarta dalam satu rim kuitansi transfer uang yang diduga dari PT Kalbe Farma Tbk, nama Soetjipto Hamiprodjo paling sering muncul. Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Harum Sisma Medika, Kalimalang, Jakarta Timur, itu rutin menerima uang dalam jumlah Rp 5-25 juta sepanjang 2011-2014. Buat Soetjipto, mendapat uang dari perusahaan farmasi yang memasok obat kepada rumah sakitnya merupakan hal lumrah. “Secara ilmiah, biasa,” ujarnya pada Rabu, 16 Oktober lalu. 

 

Nama Anda ada dalam dokumen kuitansi pemberian uang dari Kalbe Farma....

Oh, itu biasanya kalau mau simposium. Biasanya diberi uang untuk mendaftar.

Itu hal lumrah?

Secara ilmiah, biasa. Jumlahnya juga tidak banyak.

Ada uang dari perusahaan selain Kalbe?

Iya. Biasanya mereka mendaftarkan nama kami, tapi ada juga yang enggak mau repot sehingga memberikan uang tunai. Sekarang biaya registrasi sebuah workshop bisa Rp 4 juta.

Tidak melanggar etika kedokteran?

Biasanya ada surat juga ke direktur rumah sakit.

Artinya, atas persetujuan rumah sakit?

Iya, ditunjuk direktur.

Soal pelanggaran etika bagaimana?

Kalau enggak ikut simposium, kami tidak mendapat sertifikat kompetensi praktik (SKP). Kami harus mengumpulkan 250 SKP selama lima tahun untuk mendapat Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran. Untuk mengumpulkan itu, kami harus ikut simposium. Satu simposium paling cuma lima-tujuh SKP. Jadi satu tahun harus tiga-empat kali acara.

Semua dokter melakukan hal yang sama?

Iya.

Kenapa rumah sakit tidak membiayai?

Enggak ada yang mau karena itu sesuatu yang tidak bisa diprediksi berapa jumlahnya. Misalnya di sebuah rumah sakit ada 13 macam spesialis, berapa banyak uang yang harus dikeluarkan? Jadi masing-masing cari sendiri, deh.

Kenapa tidak memakai uang pribadi?

Mahal. Minimal Rp 3 juta untuk sekali simposium. Biasanya simposium dan hotel atau kalau enggak plus tiket. Enggak full juga. Kalau full bisa sampai belasan juta. Misalnya kemarin kongres terakhir di Surabaya, nginep saja empat hari. Belum tiket, registrasi. Jadi habis semua.

Apa keuntungan untuk perusahaan farmasi?

Biasanya mereka memberikannya kepada orang-orang yang akan memakai produknya. Tapi enggak ada keharusan pakai karena sekarang BPJS semua.

Ada simbiosis mutualisme, ya?

Iya, tapi biasanya sih perusahaannya rugi.

Aneh, rugi tapi mau membiayai….

Iya, ya.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus