Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski pemain baru, P3 Global Energy (P3GE) terbukti sakti di bisnis gas alam cair atawa liquefied natural gas (LNG). Tahun lalu mereka berhasil memboyong satu kargo LNG dari Blok Tangguh ke Thailand. Bahkan penentuan P3GE sebagai pedagang perantara dalam transaksi itu tanpa melalui tender.
Keberhasilan P3GE jelas mengejutkan para pelaku bisnis LNG. Pasalnya, perusahaan yang berdiri di Thailand pada 2008 itu sebelumnya hampir tak terdengar di percaturan bisnis LNG. Penunjukan langsung dalam penjualan LNG di pasar spot juga merupakan hal tak lazim. Selama ini, penjualan LNG spot mesti melalui tender. Penjualan bisa dilakukan melalui negosiasi langsung, tapi yang dihubungi untuk negosiasi biasanya lebih dari satu pembeli potensial.
Tak cukup di situ. Raden Priyono, yang kala itu menjabat Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), memilih mengurus penjualan kargo tersebut daripada menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat pada 6 Juli 2011. Sikap Priyono membuat Komisi murka sehingga mengusir perwakilan BP Migas dari ruang rapat.
Perlakuan istimewa Priyono diduga karena kedekatannya dengan Jeffrey Soebekti, orang yang menjadi kepanjangan tangan P3GE di Indonesia. Menurut sumber Tempo, sebelum BP Migas dibubarkan, pengusaha ini sering bertandang ke ruangan Priyono di gedung Wisma Mulia, Jakarta Selatan.
Saat ditemui Tempo pertengahan bulan lalu, Priyono mengatakan ada alasan khusus untuk penunjukan langsung itu. "Karena kapalnya yang available," ujarnya. Selain itu, penjualan dilakukan untuk membantu Thailand, yang membutuhkan pasokan gas secepatnya lantaran ada kebocoran pipa gas lepas pantai milik PTT Thailand.
Priyono mengatakan kargo dilepas dengan harga pasar. "Saya tak ingat pasti berapa," katanya. Namun, pertengahan Juli tahun lalu, Kepala Dinas Humas dan Hubungan Kelembagaan BP Migas Elan Biantoro kepada sejumlah media menyatakan bahwa LNG dilepas pada kisaran harga US$ 14-15 per mmbtu.
Kargo istimewa itu membuat P3GE bagai mendapat durian runtuh. Kabar yang beredar di kalangan pelaku bisnis LNG, PTT membayar gas itu dengan harga lebih tinggi US$ 1-1,5 per mmbtu dari harga beli Tangguh oleh P3GE. Ini berarti dalam waktu singkat perusahaan tersebut mendapat untung sebesar US$ 3-4,5 juta. Jika benar demikian, ini tergolong fantastis karena umumnya keuntungan trader LNG hanya sekitar 10 sen per mmbtu.
Mantan Kepala BP Migas Kardaya Warnika kepada Tempo mengatakan, kalaupun mesti dengan penunjukan langsung, seharusnya penjualan seperti ini tidak melalui trader. "Zaman saya juga pernah ada broker untuk PTT Thailand yang datang, saya tolak. Daripada melalui broker, mending saya undang langsung PTT-nya," katanya.
Tempo telah mengirim surat elektronik ke kantor pusat PTT dan P3GE di Thailand, menanyakan soal jual-beli ini. Hingga Rabu malam pekan lalu, keduanya belum memberi jawaban.
Sedangkan Jeffrey selalu menghindar. Ia hanya bisa sekali dihubungi melalui telepon pada 16 November lalu. Kala itu, ia membantah jika P3GE disebut memperoleh satu kargo gas melalui penunjukan langsung. "Kami melalui mekanisme tender," ujarnya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut, dan memutus pembicaraan. Setelah itu, telepon dari Tempo tak pernah lagi dia terima. Pertanyaan surat elektronik dan pesan pendek juga tidak dia jawab.
Pada Senin hingga Rabu pekan lalu, Tempo menunggu Jeffrey di kantor PT Karya Bumi Lestari di The City Tower, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. Karya Bumi tercatat sebagai agen penjualan peralatan tambang, dan Jeffrey presiden direkturnya. Awalnya, petugas penerima tamu PT Karya bernama Nieke mengatakan Jeffrey sedang di Kuala Lumpur. "Pak Jeffrey baru balik Jakarta Rabu," katanya. Nieke menyarankan Tempo mengirim surat ke alamat e-mail kantor yang, menurut dia, bisa diakses Jeffrey.
Namun pada Rabu itu, hingga sore, Jeffrey tak juga muncul di kantor. Seorang pria yang mengaku sebagai salah satu Direktur Karya Bumi bernama Iwan kemudian mengatakan perusahaan itu tak memiliki hubungan dengan Jeffrey. "Anda salah alamat," ujarnya kepada Tempo. Menurut dia, Nieke telah memberi informasi yang salah tentang hubungan Jeffrey dengan Karya Bumi. "Ia pegawai baru di sini."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo