Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Diperkirakan pada 2026, seluruh teks yang diproduksi oleh manusia di seluruh dunia akan habis dipakai untuk melatih AI.
Platform AI membutuhkan teks berkualitas yang telah dikurasi dan disunting secara profesional.
Media massa banyak menggunakan teknologi AI untuk memproduksi konten sintetis yang memperburuk kualitas teks dan informasi.
MARAKNYA penggunaan platform kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) oleh jurnalis dan perusahaan media melahirkan sebuah pertanyaan mengenai relevansi penerapan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.
Ketentuan yang juga disebut Perpres Publisher Rights ini mengatur tanggung jawab perusahaan platform digital dalam memberikan timbal balik terhadap konten berita yang dimuat di platform digital. Dengan demikian, pertanyaan penting lain adalah bagaimana menegosiasikan publisher rights ke perusahaan platform AI.
Sebelum membahas apa yang dapat kita negosiasikan soal publisher rights alias hak perusahaan penerbit atau media massa, mari kita pahami dulu apa kebutuhan perusahaan pengembang platform AI dari perusahaan media dan bagaimana posisi media kita saat ini.
Platform kecerdasan buatan membutuhkan data yang sangat besar dan beragam untuk melatih kinerjanya. Makin besar dan beragam data yang dipakai dalam melatihnya, makin besar potensi AI memberikan jawaban yang tepat serta sesuai dengan konteks pertanyaannya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.