Saya kurang sependapat dengan Rektor IKIP Medan Usman Pelly, yang merekrut tenaga dosen untuk semua jurusan dari perguruan tinggi umum. Alasannya, ''IKIP Medan ingin memberantas pengerdilan keilmuan''. Lebih ekstrem lagi ketika dia mengucapkan, ''Kami temukan orang yang semestinya jadi pedagang sayur jadi dosen'' (TEMPO, 25 September, Pendidikan). Menurut saya, boleh-boleh saja ia sewenang-wenang merekrut tenaga dosen. Namun, untuk ilmu paedagogik mau tak mau harus mengambil dosen dari alumnus IKIP. Soalnya, harus kita akui bahwa alumnus IKIP atau FKIP memang lebih jago di bidang ilmu pendidikan. Selain itu, kita pun tak boleh mengambil tenaga dosen dari non-IKIP secara pukul rata. Untuk pelajaran sastra asing, misalnya, memang pantas didatangkan dosen khusus dari fakultas sastra. Demikian pula untuk ilmu-ilmu murni seperti kimia, fisika, dan biologi. Tapi untuk ilmu pendidikan? Nanti dulu. Alumnus IKIP mau tak mau harus kita libatkan. Saya tak ingin memberikan banyak komentar tentang rekrutmen ini asal saja para calon dosen itu dites secara fair, tidak ada titip-titipan. Perlu ada psycho test untuk mengetahui bakat, minat, dan kecerdasan. Kasihan alumnus IKIP bila mereka tak diberi hak untuk jadi dosen. Hendak dikemanakan ilmu mereka yang benar-benar andal di bidang ilmu pendidikan itu? DRS. SINGGIH PRAJOGA SUNUPondok Timur Indah II, Blok/B No. 622- 623 BekasiTimur Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini