Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suatu malam di Roma, tahun 1973.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pemuda berusia 16 tahun, berambut coklat sebahu, berjalan di area kumuh Roma sembari sesekali meladeni godaan perempuan malam. Begitu kamera menyorot wajah si pemuda cakep itu, tampak sekali dia bukanlah lelaki jalanan: berkulit halus, berbahasa Inggris yang rapi dan sopan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiba-tiba sebuah mobil van merangsek dan seorang lelaki bertanya : “Engkaukah John Paul Getty?”
Polos tanpa curiga, sang pemuda menjawab ”ya”. Jawaban itu kemudian menjadi awal dari segala petaka dan derita John Paul Getty (Charlie Plummer), cucu J.Paul Getty si konglomerat minyak terkaya di dunia di masanya. Seluruh dunia langsung saja tertuju pada keluarga kaya raya itu, bukan saja karena Paul diculik dan disekap berbulan-bulan (dalam kisah nyata dia bahkan pernah dipindahkan ke dalam gua), tetapi juga karena si kakek menolak untuk membayar uang tebusan sebesar U$ 17 juta –yang sebetulnya bisa diperolehnya dalam sehari dari keuntungan kerajaan minyaknya—dengan alasan nantinya ke 13 cucunya yang lain juga akan diculik.
Tentu saja cerita sesungguhnya tidak sesederhana yang ditampilkan media (Eropa dan Amerika) yang berbulan-bulan nongkrong di depan istana Getty dan juga di depan rumah Gail (ibu Paul yang sudah bercerai dari putera Getty). Ada banyak hal yang diungkapkan sutradara Ridley Scott yang diangkat dari karya John Pearson. Selama adegan ‘masa kini’ yakni penculikan dan negosiasi dengan penculik ‘masa kini’ di tahun 1973, Scott memberikan beberapa kilas balik tentang situasi keluarga Paul. Ayah Paul adalah salah seorang putera Getty dari isteri ketiga (Getty kawin cerai lima kali dan memiliki lima orang anak dan 14 cucu).
Film All The Money in The World. npr.org
Kekayaan yang bertimbun juga digambarkan dengan adegan Getty yang berani ‘berjudi’ dengan membeli 60 tahun konsesi pengeboran minyak, meski untuk bertahun-tahun tanah perbatasan Saudi Arabia dan Kuwait saat itu masih dianggap kering dan mustahil mengandung minyak. Ketika mereka akhirnya menemukan ladang minyak, kekayaan Getty langsung melambung menjadikannya pengusaha terkaya di dunia.
Tetapi kekayaan yang fantastis itu malah semakin membuat Getty manusia paling kikir sejagat. Dalam salah satu adegan, John Paul Getty junior, Gail dan anak-anaknya sekilas melihat kamar tidur si eyang yang penuh dengan cucian yang menggelantung karena dia tak mau membuang uang membayar laundri. Di dalam buku, saking pelitnya Getty memasang telpon umum dengan koin di rumahnya, agar tamu yang datang tidak menggunakan telpon rumahnya.
Kilas balik lain yang tak kalah pentingnya adalah hubungan Gail dan puteranya Paul. Karena sang suami, ayah Paul, tak berfungsi dan sibuk menyedot narkoba hingga tak pernah dalam keadaan tak sadar, Gail meminta cerai. Getty yang selalu curiga akan motif orang lain menyangka Gail akan meminta ongkos alimoni yang sakhohah. Ternyata menantunya itu hanya meminta perwalian penuh atas Paul dan sama sekali tak berminat meminta duit dari mertuanya. “Tidak satu senpun,” kata Gail dengan mantap.
Cinta kasih Gail pada putranya jelas cinta seorang orang tua tunggal yang kukuh. Pada saat Paul diculik dan disekap berbulan-bulan, hanya Gail yang betul-betul peduli dengan keselamatan anaknya. Sang Kakek menganggap penculikan itu hanya kisah palsu agar si cucu bisa memperoleh duit dengan mudah; Bapak Paul hampir tak ada gunanya karena masih saja tergantung narkoba sedangkan Fletcher Chase (Mark Wahlberg), mantan agen CIA yang disewa Getty gayek untuk mengendus posisi cucunya itu toh gagal memperoleh informasi yang akurat.
Film All The Money in The World. nytimes.com
Film ini memang memiliki ritme tinggi dan menegangkan, meski kita tahu bagaimana akhirnya Getty susah payah terpaksa membantu menebus cucunya (meski dia hanya memberi sebagian duit dan masih pula meributkan pajak. Pokoknya tobatlah si kakek pelit satu ini). Christopher Plummer sebagai John Paul Getty –menggantikan Kevin Spacey yang tengah menghadapi tuduhan pelecehan seksual—tampil gemilang dan memperoleh nominasi Aktor Terbaik Academy Award tahun ini. Setiap kata yang diucapkan Michelle Williams sungguh menyentuh; sungguh menggetarkan.
Pada akhirnya, film ini sebetulnya adalah film tentang Getty. Meski masa screening tokoh Gail dan Fletcher dan si cucu yang diculik terasa lebih banyak, sesungguhnya Getty tetap menjadi pusat pembicaraan dan perhatian dunia. Seorang paling kaya di masanya yang mengaku sangat memperhitungkan sen demi sen yang keluar dari dompetnya dan lebih mencintai barang-barang seni yang dimilikinya daripada para mantan isteri, anak dan cucu-cucunya. Sebetulnya sutradara Ridley Scott memperlihatkan simpati pada konglomerat yang menyebalkan ini. Pada beberapa bagian, Scott mencoba memberikan alasan mengapa Getty menjadi begitu keji pada anak cucunya sendiri, meski ‘alasan’ itu tetap tak memberi justifikasi apa-apa.
Pada akhirnya, bagi orang sekaya raya Getty, uang yang melimpah tak akan pernah cukup. Ada sebuah candu yang tak bisa dia kalahkan, candu pada kemampuannya menggandakan kekayaannya. Dan itu semua tak ada artinya dan tak ada gunanya.
Ketika sepotong telinga cucunya yang dikirim kepadanya agar dia segera mengirim tebusan, uang yang bertumpuk-tumpuk, properti yang tersebar di mana-mana dan benda seni karya seniman terkemuka itu tak ada artinya lagi.