Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di negara berkembang, proses pembelian perangkat militer kerap menjadi ladang subur pencurian uang negara oleh para pejabatnya. Maklum, kegiatan ini biasanya berlangsung di tempat gelap dan melibatkan jumlah uang yang besar. Lantas, dengan alasan demi keamanan negara, semua hal yang menyangkut transaksi ini pun dirahasiakan. Karena itu, jangan heran jika banyak kalangan bercuriga ketika Presiden Megawati dikabarkan menandatangani perjanjian pembelian mesin perang seharga hampir Rp 5 triliun dalam kunjungannya ke Moskow, Senin pekan lalu. Apalagi kalangan DPR dan para pejabat Departemen Keuangan kemudian menyatakan bahwa rencana pembelian ini tak tercantum dalam APBN yang sedang berjalan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo