Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Wawancara pura-pura oleh Jokowi menimbulkan pertanyaan: penipuan publik atau sekadar strategi komunikasi yang sah?
Praktik ini dapat sangat merusak kepercayaan publik terhadap pemimpin dan institusi pemerintahan.
Dengan membuka ruang diskusi yang lebih luas dan mendengarkan berbagai perspektif, kepercayaan publik dapat dibangun serta dipertahankan.
DALAM lanskap komunikasi politik masa kini, muncul praktik yang dikenal sebagai "wawancara pura-pura" atau wawancara yang dipentaskan sebagai bagian dari pencitraan. Fenomena itu diduga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini melalui skenario yang telah direncanakan.Â
Dalam wawancara tersebut, sekelompok individu yang berperan sebagai wartawan mengajukan pertanyaan yang telah disusun untuk mendukung agenda politik tertentu. Praktik itu memicu perdebatan tajam: apakah ini merupakan bentuk penipuan publik atau sekadar strategi komunikasi yang sah?
Redaksi menerima tulisan opini dari luar dengan syarat: panjang sekitar 5.000 karakter (termasuk spasi) atau 600 kata dan tidak sedang dikirim ke media lain. Sumber rujukan disebutkan lengkap pada tubuh tulisan. Kirim tulisan ke e-mail: [email protected] disertai dengan foto profil, nomor kontak, dan CV ringkas.