Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi IQAir mencatat kualitas udara di Jakarta kembali berkategori Tidak Sehat pada Kamis, 28 Agustus 2024. Dari pantauan Tempo hingga dinihari tadi, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada di angka 156. Konsentrasi partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di DKI tercatat mencapai 63 mikrogram per meter kubik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 12,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” begitu bunyi data yang ditampilkan di situs resmi IQAir, Kamis dinihari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama dua hari berturut-turut, persisnya pada 26-27 Agustus 2024, kualitas udara di Jakarta berkategori Tidak Sehat. Tingkat polusi DKI menembus level 159 pada Senin pagi, kemudian menjadi 151 esok harinya, lalu bergerak ke 155. Angka ini sudah jauh melampaui batas atas kategori polusi sedang di angka 100.
Dalam catatan IQAir, AQI Jakarta sempat turun ke level 133 pada Rabu kemarin, 28 Agustus 2024, namun kembali memburuk pada hari ini. Merujuk data di situs resmi IQAir, kondisi udara Jakarta masih akan berkategori Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif pada Jumat, 30 Agustus mendatang.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, memperkirakan kategori kualitas udara Jabodetabek yang tidak sehat masih berlangsung hingga September nanti. Periode ini juga merupakan puncak musim kemarau.
"Begitu memasuki Oktober, kualitas udara jakarta menjadi rendah dan menengah, karena sudah ada potensi hujan," katanya dalam konferensi pers di Kantor KLHK, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Bila ditinjau dari Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Indonesia pada Agustus 2024, kualitas udara secara nasional berada dalam rentang kondisi baik hingga tidak sehat. Perlu diketahui, ISPU dihitung dengan teknologi Air Quality Monitoring Station (AQMS) yang telah dipasang di beberapa kota.
Menurut Sigit, tidak ada lokasi yang masuk kategori sangat tidak sehat dan berbahaya. Kategori baik cenderung untuk wilayah Indonesia Timur, sedangkan yang tidak sehat ada di Jakarta dan sekitarnya. “Yang tidak sehat itu ada di Jabodetabek. Warnanya kuning, menunjukkan tidak sehat," tuturnya.
Kendati kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi masih berkategori tidak sehat, Sigit menyebut kondisinya jauh lebih baik dibanding 2023. Konsentrasi polutan atau particulate matter (PM2.5) tertinggi pada tahun lalu tercatat pada 1 Oktober 2023, yaitu di level 83,72. Pada tahun ini, PM2.5 tertinggi adalah sebesar 61,77, yang tercatat pada 1 Agustus lalu.
Irsyan Hasyim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.