Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 10 kasus pencurian alat pendeteksi gempa dan peringatan dini tsunami. Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, pada Rabu, 12 Februari 2025. Lantas, apa itu alat pendeteksi gempa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alat Pendeteksi Gempa Seismograf
Sampai saat ini, sebenarnya belum ada teknologi untuk memprediksi waktu terjadi gempa sehingga upaya mitigasi guna mengurangi kerugian belum dapat dilakukan secara maksimal. Meskipun begitu, ilmuwan memiliki alat untuk mendeteksi sekaligus mengukur kekuatan gempa bernama seismograf.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari British Geological Survey Seismogram adalah rekaman gerakan tanah yang disebabkan oleh gelombang seismik dari gempa bumi. Dikutip dari laman BMKG, seismogram mengandung berbagai macam infomasi, di antaranya kombinasi pengaruh sumber seismik, lintasan perambatan, dan noise pada lokasi perekaman.Seismograf atau seismometer adalah instrumen pengukuran yang menghasilkan seismogram.
Seismometer memungkinkan untuk mendeteksi dan mengukur gempa bumi dengan mengubah getaran akibat gelombang seismik menjadi sinyal listrik, yang kemudian dapat ditampilkan sebagai seismogram di layar komputer. Ahli seismologi mempelajari gempa bumi dan dapat menggunakan data ini untuk menentukan di mana dan seberapa besar gempa bumi tertentu.
Dengan melihat seismogram dari berbagai stasiun perekaman, dapat diketahui episentrum gempa bumi. Sinyal pertama kali tiba di stasiun terdekat dan terakhir di stasiun terjauh. Perbedaan waktu antara gelombang primer dan sekunder memberikan informasi jarak gempa bumi dari seismometer. Dengan menghitung waktu gelombang sekunder dikurangi gelombang primer untuk menentukan jarak seismometer, maka dapat diketahui lokasi episentrum gempa.
Hasil rekaman pada seismograf akan dibaca dengan skala Magnitudo (M). Sebelumnya, BMKG menggunakan Skala Richter (SR) yang dikembangkan oleh ilmuwan Charles F. Richter. Namun, sejak 2008, BMKG mulai menggunakan skala Magnitudo guna mengukur dan menentukan satuan kekuatan gempa.
Dikutip dari purbalingga.go.id, laporan 2024 menunjukkan bahwa sampai 2023 telah terpasang alat seismograf sebanyak 438 lokasi di seluruh wilayah Indonesia.
Alat Pendeteksi Gempa Akselerograf dan Intensitimeter
Selain seismograf, alat pendeteksi gempa lainnya menurut laman BMKG ialah akselerograf dan Intensitimeter. Intensitimeter merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui intensitas kejadian gempa bumi. Peralatan ini merupakan bagian dari jaringan monitoring gempa bumi kuat BMKG. Jaringan intensitimeter dilengkapi dengan peralatan P-alert dari Taiwan.
Sementara itu, akselerograf atau biasa dikenal strong motion seismograph merupakan peralatan yang digunakan untuk merekam guncangan tanah yang sangat kuat sehingga percepatan permukaan tanah dapat terukur.
Pada seismograf, karena alat ini begitu sensitif, kejadian gempa bumi dapat menghasilkan rekaman yang off scale atau bahkan berhenti jika terjadi guncangan yang sangat kuat. Oleh karena itu diperlukan akselerograf supaya kejadian gempa bumi dapat tetap terekam dengan baik.
Alif Ilham Fajriadi turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: BMKG Soroti Pencurian Alat Monitoring Gempa-Tsunami di Sidrap