Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bersama Yayasan IAR Indonesia (YIARI) melepasliarkan 10 individu kukang jawa (Nycticebus javanicus) hasil rehabilitasi di dalam kawasan Cagar Alam Gunung Simpang (CAGS), Resort Simpang Barat, Blok Hutan Datar Gombong, Desa Sukabakti, Cianjur, Jawa Barat, pada Kamis, 12 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepuluh kukang jawa tersebut terdiri dari empat individu kukang betina bernama Waltz, Ndalu, Lingsir, dan Yumi, serta enam individu kukang jantan yang bernama Sabbath, Utha, Satro, Talik, Brodi, dan Monet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Balai BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad, berharap kukang-kukang ini akan beradaptasi dengan baik di habitatnya di Kawasan Cagar Alam Gunung Simpang serta dapat berkembangbiak di masa depan.
"Kukang adalah salah satu jenis primata endemik Jawa yang masuk daftar terancam punah (endangered) dan dilindungi di Indonesia (Peraturan Menteri LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018). Mari kita bersama-sama melestarikannya dengan menjaga populasi dan habitatnya,” ujar Irawan dalam keterangannya, Sabtu, 15 April 2023.
Kukang-kukang ini berasal dari penyerahan warga ke BBKSDA Jawa Barat dari berbagai daerah di Jawa Barat sepanjang tahun 2022, kemudian dititiprawatkan di pusat rehabilitasi satwa Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Ciapus, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk menjalani penanganan medis dan proses rehabilitasi sebelum dikembalikan ke habitat aslinya.
Lokasi lepas liar di Cagar Alam Gunung Simpang ditetapkan setelah melalui proses survei selama beberapa bulan. Kawasan seluas ± 15.000 ha ini dinilai memenuhi persyaratan karakteristik habitat yang diperlukan berupa hutan primer dan sekunder.
Kawasan ini memiliki ketersediaan pakan melimpah, seperti tumbuhan puspa (Schima wallichii), bubuway/hoe badag (Plectocomia elongata), tumbuhan herba dan pancang lainnya serta serangga, reptil dan burung kecil yang juga merupakan pakan kukang.
Tingkat ancaman dan gangguan yang rendah serta lokasi pelepasliaran yang jauh dari pemukiman meminimalkan timbulnya konflik antara manusia dengan satwa liar. Selain itu, ondisi sosial budaya masyarakat yang tinggal berbatasan dengan kawasan itu sendiri sudah memiliki kesadaran mengenai pentingnya menjaga kukang menjadikan kawasan memenuhi semua syarat dan cocok untuk menjadi lokasi pelepasliaran.
Titik pelepasan yang berjarak sekitar 111 kilometer dari Pusat Rehabilitasi YIARI di Bogor ini ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan mobil selama kurang lebih 4 jam dan berjalan kaki selama 1 jam.
Enam hari sebelum lepas liar (7-11 April 2023), tim YIARI membangun kandang habituasi yang berfungsi sebagai sarana adaptasi bagi kukang di lokasi baru. Kandang habituasi ini berupa cuplikan area hutan seluas 3x3x2 meter berjumlah 5 buah yang dipagari dan dibangun sementara.
Selanjutnya kukang yang akan dilepasliarkan menjalani proses habituasi selama 4-5 hari di dalam kawasan CAGS dengan pengawasan dari tim Survey, Release, dan Monitoring YIARI yang akan mengamati perilaku dan kesehatan seluruh kukang tersebut. Apabila dinilai baik dalam beradaptasi di lingkungan barunya, maka akan dilepasliarkan dari kandang habituasi ke alam bebas.
Direktur Utama YIARI, Karmele Llano Sanchez mengapresiasi dukungan dari pemerintah, dalam hal ini BBKSDA Jawa Barat dalam kegiatan pelepasliaran 10 kukang jawa ini.
"Kukang jawa adalah satwa endemik Indonesia yang seringkali berpapasan dengan manusia karena tinggal di tepi hutan. Kami berharap pelepasliaran para satwa spesial ini menjadi tahap akhir dari upaya penyelamatan mereka, dan kita bisa memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk tinggal bebas di hutan Cagar Alam Gunung Simpang. Saya juga berharap supaya kolaborasi konservasi kukang ini bisa terus berjalan dalam upaya perlindungan habitat dan penyelamatan satwa liar,” ujar Sanchez.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.