Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

5 Letusan Gunung Berapi Paling Dahsyat di Indonesia

Sebagai negara yang terletak di jalur cincin api Pasifik, sejumlah letusan gunung berapi kerap terjadi di Indonesia. Peristiwa apa saja yang terbesar?

13 Januari 2025 | 07.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara panorama kaldera Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, NTB, 19 April 2017. (ANTARA FOTO)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia, yang terletak di Cincin Api Pasifik, dikenal dengan aktivitas vulkaniknya yang tinggi. Tidak mengherankan jika negara ini sering ditemui peristiwa erupsi. Di awal tahun 2025 misalnya, sudah ada 3 gunung berapi yang erupsi.

Dari serangkaian peristiwa erupsi yang tercatat dakam sejarah, sejumlah letusan gunung berapi diketahui sebagai bencana paling mengerikan, dengan menelan banyak korban jiwa dan merusak infrastruktur serta ekosistem. Berikut adalah 5 letusan gunung berapi paling dahsyat yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Gunung Tambora

Pada 10 April, 210 tahun yang lalu, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), meletus dengan dahsyat, memuntahkan sekitar 150 kilometer kubik material dan abu vulkanik yang menyebar hingga 1.300 km dari sumbernya. Gunung ini sebelumnya dikenal sebagai gunung berapi tidur, meski sudah berabad-abad memberikan tanda-tanda akan meletus, seperti yang tercatat oleh Thomas Stanford Raffles yang mencatat ledakan terdengar sejak 5 April 1815. Pada 10 April, sekitar pukul 07.00, letusan besar terjadi, mengeluarkan magma, abu, dan batuan cair yang meluncur ke segala arah, disertai awan gelap yang menyelimuti kawasan sekitarnya dalam waktu sekitar satu jam.

Gunung Tambora tercatat memiliki kekuatan erupsi yang sangat besar, dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) 7, yang merupakan skala tertinggi kedua setelah VEI 8. Akibat letusan ini, ketinggian gunung yang sebelumnya mencapai 4.300 meter di atas permukaan laut (mdpl) berkurang menjadi 2.772 mdpl. Dalam buku berjudul Tambora: The Eruption That Changed The World, ilmuwan Gillen D’Arcy Wood menjelaskan dampak besar erupsi ini, salah satunya perubahan iklim yang menyebabkan suhu dunia menurun dan pola cuaca yang tidak menentu selama tiga tahun setelahnya. Dampak ini juga menyebabkan gagal panen dan kelaparan di Asia, Amerika, hingga Eropa.

Erupsi tersebut menewaskan sekitar 71.000 hingga 91.000 orang, dengan 10.000 orang meninggal akibat letusan langsung dan sisanya akibat kelaparan dan penyakit yang melanda pasca-erupsi.

2. Gunung Toba

Letusan Toba, meskipun lebih baru dalam skala waktu geologi, diperkirakan telah menyebabkan kerusakan global yang hampir memusnahkan umat manusia pada masa awal. Letusan Toba menghasilkan sekitar 5.000 kilometer kubik material. Selain melontarkan lava dalam jumlah besar, letusan ini juga melepaskan batuan, abu, dan bahan lainnya, termasuk belerang. Dampak dari letusan ini adalah penurunan suhu global yang signifikan, meskipun hanya bersifat sementara. Ledakan ini memiliki kekuatan yang cukup untuk mengancam lebih dari 6 miliar jiwa di Bumi.

3. Gunung Krakatau

Letusan besar kedua di abad ke-19 terjadi di Indonesia, yakni Gunung Krakatau, sebuah gunung berapi komposit yang terletak di pulau kecil tak berpenghuni antara Sumatera dan Jawa. Letusan eksplosifnya terjadi pada 26–27 Agustus 1883 dan meskipun mirip dengan letusan Gunung Tambora, intensitasnya lebih kecil. Sekitar 18 kilometer kubik magma terlempar ke udara melalui awan abu Plinian dan aliran piroklastik.

Setelah letusan mengosongkan sebagian dapur magmanya, Gunung Krakatau runtuh membentuk kaldera, sebagian besar berada di bawah permukaan laut. Sebanyak 23 kilometer persegi wilayah pulau hilang, dan puncak gunung yang setinggi 450 meter tenggelam di kedalaman air 275 meter. Ledakan terbesar terjadi pada 27 Agustus, menghasilkan awan abu setinggi 80 kilometer, dan suara ledakan terdengar hingga Australia. Tsunami setinggi lebih dari 30 meter terjadi akibat runtuhnya kaldera dan menewaskan sekitar 36.000 orang di sepanjang pantai Jawa dan Sumatra.

4. Gunung Agung

Pada 17 Maret 1963, Gunung Agung di Bali meletus dengan dahsyat, menandai bencana besar yang mengakibatkan ribuan korban jiwa dan kerugian materiel. Sebelumnya, pada 18 Februari 1963, warga sekitar sudah mendengar dentuman keras dan melihat semburan abu serta gas panas dari kawah. Letusan besar terjadi sebulan kemudian, disertai aliran piroklastik yang merusak desa-desa sekitar. Selama rentetan letusan yang berlangsung hingga 1964, material vulkanik, seperti aerosol sulfat, tersebar hingga 14.400 kilometer. Letusan ini juga menyebabkan penurunan suhu global sebesar 0,4 derajat Celsius, pencemaran air, dan kematian hewan. Dampaknya meluas ke seluruh dunia, dengan abu vulkanik mencemari air dan menyebabkan kekurangan air bersih. Sekitar 1.900 orang dilaporkan meninggal akibat bencana ini.

5. Gunung Merapi

Gunung Merapi tercatat mengalami sekitar 33 letusan, dengan tujuh di antaranya merupakan letusan besar. Berdasarkan data, letusan besar ini terjadi setiap 150-500 tahun sekali. Salah satu letusan terbesar tercatat pada 4 Agustus 1672, yang merenggut sekitar 3.000 korban jiwa dalam rentang 150 tahun. Pada abad ke-19, Merapi mengalami beberapa letusan besar, yaitu pada tahun 1768, 1822, 1849, dan 1872, dengan awan panas yang mencapai 20 kilometer dari puncak gunung. Letusan pada abad ini lebih besar dibandingkan dengan abad ke-20, di mana letusan dahsyat bernama ‘Wedhus Gembel’ terjadi, menewaskan 1.370 orang di 13 desa sekitar Merapi. Selain itu, ribuan hewan ternak juga tewas akibat semburan awan panas.

Erwin Prima, Ryzal Catur Ananda, dan Fathur Rachman berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor: Gunung Berapi Tertinggi di Antartika Ini Mengeluarkan Partikel Debu Emas

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus