Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung berapi tertinggi di Antartika menarik perhatian banyak ilmuwan karena muntahannya. Jika biasanya gunung berapi mengeluarkan uap, batu, dan gas, Gunung Erebus juga menyemburkan bintik-bintik kecil emas yang mengkristal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan IFL Scince yang dikutip New York Post, gunung tersebut mengeluarkan kantong gas yang mengandung sekitar 80 gram emas yang mengkristal setiap hari, yang menurut para ahli bernilai lebih dari US$6.000 atau Rp90 juta. Partikel emas yang terbawa angin ini telah ditemukan sejauh 621 mil dari puncak gunung berapi.
Keunikan Gunung Erebus
Gunung Erebus yang setinggi 3.792 meter merupakan salah satu dari 138 gunung berapi aktif di Antartika. Menurut para ilmuwan NASA, batuan cair naik ke permukaan dari dalam Bumi, yang menyebabkan partikel emas mengkristal dalam suhu yang sangat dingin di wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ahli lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun ada gunung berapi lain yang dapat menghasilkan emas dalam bentuk gas atau cairan, kasus Gunung Erebus sedikit berbeda karena mengekstraksi partikel emas. Partikel-partikel ini bergerak melalui udara dan diyakini menyebar dalam bentuk debu emas yang menyebar sampai jauh.
Lokasinya Terpencil
Gunung Erebus, sebagai gunung berapi aktif paling selatan di Bumi, menjulang di atas pangkalan penelitian McMurdo di Pulau Ross dan dianggap sebagai salah satu landmark Antartika yang paling terkenal. Ada juga danau lava di dalam kawah puncak. Danau ini telah meletus setidaknya sejak tahun 1972. Mengingat lokasinya yang terpencil, hanya satelit yang bisa memantau aktivitas gunung berapi itu.
Meskipun Gunung Erebus yang menghasilkan emas ini menarik, lokasinya yang terpencil dan sifatnya yang mudah berubah menjadikannya berbahaya. Gunung berapi tersebut berada di atas irisan tipis kerak bumi, yang memungkinkan batuan cair naik dengan mudah dari bagian dalam Bumi. Menurut NASA, gunung tersebut secara teratur mengeluarkan gumpalan gas dan uap dan terkadang mengeluarkan batu (bom) dalam letusan strombolian.
TIMES OF INDIA | NEW YORK POST