Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung berapi di Islandia barat daya meletus pada Kamis malam, 22 Agustus 2024. Letusan ini terjadi untuk keenam kalinya sejak Desember 2023 yang memuntahkan lava merah melalui celah baru di Semenanjung Reykjanes. Letusan itu terjadi selepas pukul 9 malam setelah serangkaian gempa bumi kuat dan dalam waktu satu jam dengan retakan sepanjang 2,4 mil menembus kawah Sundhnukur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak berwenang Islandia mengatakan dampak letusan itu masih terbatas dengan penutupan jalan tetapi tidak mengancam penduduk. Halldor Bjornsson, kepala cuaca dan iklim di Badan Meteorologi Norwegia, mengatakan kepada portal berita Islandia Visir bahwa tidak seperti letusan sebelumnya, aliran lava tidak menuju kota Grindavik, yang sebagian besar telah dievakuasi pada bulan Desember ketika gunung berapi itu aktif kembali setelah tidak aktif selama 800 tahun.
Dampaknya pada penerbangan
Letusan tersebut diperkirakan tidak akan memengaruhi perjalanan udara. Bandara Internasional Keflavik, bandara internasional utama Islandia, yang terletak hanya 20 km di utara lokasi letusan, tetap buka. Penerbangan masih datang dan berangkat seperti biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini berbeda dengan gunung berapi Islandia, Eyjafjallajokull, yang mengganggu perjalanan udara pada bulan April 2010. Ketika meletus pada 14 April 2010, gunung berapi tersebut melepaskan awan abu besar ke atmosfer.
Awan abu menyebar ke sebagian besar Eropa, yang menyebabkan penutupan sebagian besar wilayah udara Eropa dari tanggal 15 April hingga 23 April 2010. Hal ini menyebabkan gangguan pada perjalanan udara. Lebih dari 100.000 penerbangan dibatalkan dan jutaan penumpang terkena dampaknya.
Letusan tersebut sangat mengganggu karena abu vulkanik dapat merusak mesin pesawat, sehingga berbahaya untuk terbang melalui awan abu tersebut.
Blue Lagoon tutup
Blue Lagoon, sebuah spa panas bumi dan tujuan wisata populer di dekat lokasi letusan, mengumumkan bahwa mereka telah mengevakuasi tamu. Tempat ini juga ditutup pada Jumat sebagai tindakan pencegahan.
Grindavik, kota nelayan di dekatnya yang berpenduduk hampir 4.000 orang, sebagian besar telah kosong dari penduduknya sejak Januari, setelah aktivitas gunung berapi mulai mengancam daerah tersebut.
Di tengah erupsi, wisatawan justru berkumpul di dekat kejadian untuk menyaksikan letusan gunung berapi. Banyak yang mengatakan itu mirip dengan northern light atau cahaya utara. Namun, pihak berwenang Islandia telah memperingatkan pengunjung untuk menjauh dari Reykjanes.
EXPRESS.CO.UK | EURONEWS