Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Badung - Selama tujuh hari aksi bersih-bersih pantai di Kuta, Bali, berhasil mengumpulkan hampir 19 ton sampah plastik. Aksi yang tepatnya dilakukan di Pantai Kedonganan itu dipilih sebagai salah satu bentuk kegiatan untuk menutup tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Setiap harinya ratusan orang ikut aksi ini seperti warga adat Kedonganan yang 50 orang warga lokal,” kata pendiri Komunitas Sungai Watch Gary Bencheghib yang menjadi penggagas aksi tersebut, Selasa 31 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Garry mengatakan, sampah plastik dominan di antara sampah yang telah dikumpulkan hingga menggunung di kawasan pantai wisata tersebut. Sampah plastik seperti botol dan gelas minum sekali pakai.
Namun, melihat merek dagang dan kondisi sungai sekitar yang sudah dipasangi jaring, Garry meyakini kebanyakan sampah kiriman dari Pulau Jawa. "Nanti dikumpulkan semua, kami audit satu per satu biar datanya lebih lengkap," ujarnya.
Pada Selasa itu, Komunitas Sungai Watch belum dapat memastikan apakah kegiatan di Kuta benar akan berakhir pada hari ketujuh tersebut. Penyebabnya, kemunculan sampah plastik di Pantai Kedonganan justru melonjak pada hari itu akibat terbawa gelombang laut.
Berdasarkan rencana yang sudah dibuat, Komunitas sudah akan bergerak ke Pulau Jawa. Menurut Garry, sebanyak empat stasiun atau lokasi pengolahan sampah telah ditetapkan. Begitu juga disebutnya telah dipasang sebanyak 100-an jaring mengapung di sungai-sungai di Pulau Jawa.
“Hari ini semoga kami bisa membersihkan semua biar pantainya bisa jauh lebih bersih, tapi pasti dua bulan ke depan ada sampah kiriman yang datang seperti sekarang," kata Garry.
Garry menuturkan, dalam aksi bersih sampah plastik akhir tahun 2024 itu, komunitas dan warga lokal bergerak sendiri tanpa donasi, sedangkan banyak relawan bergabung setelah melihat ajakan di sosial media. Pemerintah daerah disebut berkontribusi dalam penyediaan alat berat pengangkut sampah.
Selanjutnya sampah yang sudah terkumpul akan dibawa Sungai Watch ke delapan tempat pengolahan yang mereka miliki di Bali.
Salah satu relawan bernama Maria Mutiara mengatakan keterlibatannya bukan yang pertama kali. Warga Malaysia yang lama tinggal di Bali itu kerap datang ke aksi serupa yang ia baca informasinya melalui media sosial.
Maria mengaku merasa terpanggil untuk membantu apalagi melihat setiap jengkal pasir pantai yang ia injak ada sampah plastik. “Saya tidak pernah melihat keadaan seperti ini, jadi sangat tersentuh. Inilah akibat dari membuang sampah sembarangan,” kata dia.
Maria mengajak masyarakat luas untuk bergabung. Dikatakannya, umumnya aksi bersih sampah yang ia ikuti sudah terorganisir seperti tersedia sarung tangan dan sepatu. "Relawan tinggal membawa perlengkapan pribadi seperti air minum dan topi jika diperlukan."