Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan meningkatnya jumlah sampah plastik yang tidak terkelola, inovasi baru untuk mengolahnya terus dikembangkan. Salah satu solusi menarik adalah pemanfaatan teknologi pirolisis untuk menghasilkan asap cair dari sampah plastik.
Dilansir dari indochembull.com, teknologi ini dianggap sebagai pendekatan yang ramah lingkungan untuk mengatasi limbah plastik yang semakin mengancam ekosistem.
Apa Itu Asap Cair?
Asap cair adalah hasil dari proses pirolisis, di mana bahan organik seperti sampah plastik dipanaskan dalam kondisi tanpa oksigen atau dengan oksigen sangat terbatas. Proses ini memecah sampah menjadi tiga bentuk, yakni cairan, gas, dan padat.
Cairan yang dihasilkan dari pirolisis disebut asap cair, yang dapat memiliki berbagai komponen kimia bergantung pada bahan yang diproses. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Fullrene Journal of Chemistry, pirolisis 200 gram sampah plastik menghasilkan fraksi bensin sebesar 36,20 persen dalam bentuk asap cair. Kandungan kimianya mencakup 45 senyawa yang termasuk alkana, alkena, sikloalkana, dan alkohol.
Proses Pembuatan Asap Cair
Proses pembuatan asap cair dari sampah plastik dilakukan melalui metode pirolisis. Dalam metode ini, sampah dipanaskan pada suhu tinggi di dalam tungku khusus, yang memecahnya menjadi berbagai senyawa. Penelitian dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menunjukkan bahwa pirolisis plastik menggunakan mesin pembakar rendah emisi dapat menghasilkan asap cair yang berfungsi sebagai pupuk ramah lingkungan.
Proses ini melibatkan sampah rumah tangga yang dimasukkan ke dalam drum untuk dibakar. Asap yang dihasilkan kemudian disaring dan diubah menjadi cairan embun, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Teknologi pirolisis juga telah diuji di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dilansir dari ipb.ac.id, tim mahasiswa IPB menciptakan alat bernama DROPYS Dual Reactors Portable, yang mampu mengolah sampah plastik dan sampah pertanian menjadi energi terbarukan.
Alat ini bekerja dengan memanaskan bahan hingga mencapai suhu 4000-6000 derajat Celsius, menghasilkan distilat atau asap cair. Menurut Kingking Butar Butar, ketua tim inovasi tersebut, tes yang dilakukan menunjukkan bahwa sampah plastik jenis PET dengan berat awal 682,6 gram menghasilkan 25,7 gram asap cair.
Manfaat Asap Cair
Asap cair dari sampah plastik memiliki berbagai manfaat yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri maupun pertanian. Dalam penelitian yang dilakukan oleh UM Surabaya yang dimuat dalam um-surabaya.ac.id, asap cair ini bisa dijadikan pupuk organik yang ramah lingkungan.
Pupuk cair ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusaknya, seperti yang terjadi pada pupuk kimia komersial.
Di sisi lain, hasil asap cair juga memiliki potensi sebagai bahan bakar. Berdasarkan penelitian dalam Fullrene Journal of Chemistry, asap cair dari pirolisis plastik fraksi bensin memiliki sifat fisika dan kimia yang memenuhi spesifikasi bahan bakar bensin. Namun, untuk penggunaannya sebagai bahan bakar komersial, diperlukan analisis lebih lanjut terkait kandungan mineral di dalamnya.
Selain itu, menurut penelitian dari IPB, asap cair yang dihasilkan dari pirolisis organik dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan alami. Asap cair ini dapat digunakan untuk mengawetkan ikan, daging sapi, dan unggas tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, sehingga lebih aman bagi kesehatan.
Asap cair dari sampah plastik adalah inovasi yang menjanjikan dalam mengatasi permasalahan limbah plastik yang semakin mengkhawatirkan. Proses pirolisis tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat, seperti pupuk organik dan bahan bakar alternatif. Dengan terus dikembangkan dan diteliti, teknologi ini bisa menjadi salah satu solusi utama dalam mengelola limbah plastik di masa depan.
Pilihan Editor: Mengapa Pemerintah Gagal Menanagani Sampah Plastik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini