Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Anggaran Rp 239 Miliar untuk Jaga Aliran Lumpur Lapindo Tahun Ini

Lebih dari 14 tahun usia bencana semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Pemerintah berjanji tak kurangi perhatian.

8 Juni 2020 | 00.05 WIB

Ekskavator dioperasikan untuk pengerjaan peninggian dan penguatan tanggul lumpur Lapindo di Jatirejo, Siring, Sidoarjo, Jawa Timur, 28 Mei 2018. ANTARA/Umarul Faruq
Perbesar
Ekskavator dioperasikan untuk pengerjaan peninggian dan penguatan tanggul lumpur Lapindo di Jatirejo, Siring, Sidoarjo, Jawa Timur, 28 Mei 2018. ANTARA/Umarul Faruq

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mengalokasikan Rp 239,7 miliar untuk pekerjaan penanganan dampak semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, tahun ini. Kementerian PUPR berjanji tak mengurangi perhatiannya terhadap bencana yang telah terjadi sejak 29 Mei 2006 tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan itu dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu 7 Juni 2020. Dia menerangkan kalau anggaran tahun ini dialokasikan untuk meningkatkan pengaliran lumpur ke Kali Porong sekaligus menjaga keandalan tanggul dan infrastruktur lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Basuki memaparkan, pengendalian lumpur terdiri atas penanganan luapannya, pembangunan tanggul dan infrastruktur lainnya, serta pemeliharaan tanggul dan infrastruktur lain. Adapun yang telah dilakukan, pertama-tama, berupa pengendalian lumpur dengan mengalirkannya ke Kali Porong.

"Lumpur tidak bisa mengalir secara gravitasi ke Kali Porong. Untuk itu, dibuat tanggul cincin di pusat semburan lumpur untuk mengarahkan aliran lumpur melalui spillway dan dipompa ke luar ke Kali Porong," kata Basuki menerangkan.

 

Seorang ibu bersama anaknya korban lumpur Lapindo menunjuk pusat semburan dari titik 25 tanggul penahan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 29 Mei 2018. Walhi menggelar aksi untuk memperingati 12 tahun tragedi semburan lumpur Sidoarjo. ANTARA/Zabur Karuru

 

Pengaliran lumpur ke Kali Porong secara mekanis menggunakan lima unit kapal keruk dan jaringan pipa. Jarak pengaliran dari kolam ke Kali Porong sekitar 1.918 meter. Sedang pengaliran air dari Kali Porong, saluran kaki tanggul, dan drainase ke dalam tanggul untuk pengenceran menggunakan enam unit peralatan pompa. Hasil akhir pengaliran ke Kali Porong dengan komposisi lumpur 20 persen padatan dan 80 persen air.

Kedua, penataan lingkungan untuk pemanfaatan kawasan sebagai tujuan geowisata dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Ketiga, pengendalian banjir di kawasan terdampak menggunakan pompa pengendali.

Selain dimanfaatkan untuk tujuan geowisata, kata Basuki, lumpur Lapindo--dia menyebutnya lumpur Sidoarjo--berpotensi untuk bahan konstruksi, seperti bata merah,genteng, agregat, dan beton ringan. Selain itu, lumpur disebut mengandung potensi bakteri yang toleran dengan suhu tinggi dalam industri enzim dan antibiotik serta toleran salinitas tinggi sebagai pupuk hayati.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus