Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Selain mengandung logam tanah jarang, luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, juga menyimpan potensi mineral litium. Jenis mineral ini masuk kelompok material kritis dan menjadi bahan baku utama baterai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi di Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hariyanto, kandungan litium dalam lumpur Lapindo sebesar 100-280 ppm. Secara keekonomian mungkin itu tergolong rendah tapi dipandang masih mungkin dieksplorasi melewati proses pengayaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kami ingin melihat dari sisi yang tadinya material bencana, bisa di-utilisasi, bisa di manfaatkan,” kata Hariyanto kepada Tempo, di Bandung, Rabu 1 Februari 2023.
Menurut Hariyanto, upaya utilisasi atau pengayaan Litium itu tengah dijajaki oleh Badan Geologi, antara lain dengan berkiblat ke teknologi di Prancis. Negara ini, kata Hariyanto, memiliki pengalaman dengan usaha pengayaan litium di beberapa negara.
Hariyanto mengungkapkan, Badan Geologi tengah mendorong pemanfaatan litium di lumpur Sidoarjo tersebut dengan menjadikannya wilayah usaha pertambangan. Dorongan diaku lebih besar datang dari upaya penanggulangan bencana semburan lumpur itu yang hingga kini masih terjadi sejak 2006 silam. "Masalah nilai ekonominya nanti kita kaji lebih detail," katanya.
Hariyanto menerangkan, pengukuran kandungan mineral litium dan logam tanah jarang dari lumpur Lapindo di Sidoarjo diambil dari sampel endapannya yang sudah dingin--bukan dari lumpur panasnya yang baru menyembur. Angka 100-200 ppm untuk litium diakui pula jauh di bawah kandungan tambang di Argentina yang 600-700 ppm. Di Australia bahkan bisa lebih tinggi lagi.
Baterai Litium. shutterstock.com
Tapi, memang, keduanya bukan menambang dari semburan lumpur "Dengan kemajuan teknologi mudah-mudahan bisa menjawab itu semua, supaya (litium) ini bisa memberikan nilai tambah dari sisi lain bencana,” kata dia.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid juga mengatakan, masih terus mengkaji keekonomian dari litium dan logam tanah jarang dalam lumpur Lapindo di Sidoarjo. “Masih terus dijajaki,” kata dia, di Bandung, Rabu, 1 Februari 2023.
Dalam paparan capaian kinerja 2022 dan rencana kerja 2023 di Auditorium Badan Geologi Bandung, Rabu, Wafid memaparkan hasil analisis laboratorium sementara kandungan mineral langka yang ada pada Lumpur Sidoarjo. Ada tiga mineral yang diperiksa. Selain litium dan Rare Earth Element (RRE) atau logam tanah jarang, satu lagi adalah Stronsium (Sr).