Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Badan Geologi: Gunung Ibu dan Gunung Dukono Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Lebih dari 600 Meter

Menurut Badan Geologi, Gunung Ibu erupsi pada pukul 10.54 WIT, Gunung Dukono pukul 11.57 WIT.

5 Agustus 2024 | 13.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Geologi mengidentifikasi semburan abu vulkanik akibat erupsi di Gunung Ibu dan Gunung Dukono. Kedua gunung api ini sama-sama berada di Maluku Utara. Gunung Ibu tercatat sudah berada di Level III atau Siaga, Gunung Dukono masih di Level II atau Waspada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung Ibu erupsi pada pukul 10.54 WIT dengan tinggi kolom teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak kawah. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Badan Geologi menyebut erupsi Gunung Ibu pagi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 1 menit 35 detik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung Dukono menyemburkan abu erupsi setinggi 800 meter dengan kolo abu teramati berwarna putih hingga kelabu, intensitasnya tebal condong ke arah barat daya dan barat gunung. Erupsi Gunung Dukono terjadi sekitar pukul 11.57 WIT.

"Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah serta kecepatan angin, sehingga area landasan abunya tidak tetap. Maka Badan Geologi merekomendasikan untuk tetap disediakan masker yang berguna menghindari ancaman bahaya terhirup abu," kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dikutip dari keterangan resminya, Senin, 5 Agustus 2024.

Wafid mengimbau masyarakat dan pengunjung tidak memasuki kawasan Gunung Ibu pada radius 4 kilometer dari puncak kawah aktif. Untuk kawasan Gunung Dukono, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat untuk tidak beraktivitas di radius 3 kilometer dari puncak kawah aktif, terutama di Kawah Malupang Warirang.

Fenomena erupsi oleh gunung api yang letalnya berdekatan bukanlah hal yang jarang terjadi. Saat konferensi pers daring oleh Badan Geologi, Kamis, 6 Juni 2024 lalu, Wafid kala itu menyebut gunung api memiliki karakteristik masing-masing. Letusannya mengikuti karakter masing-masing, mulai dari kegempaan tektonik, karakter magma, hingga bentuk dapur magmanya. “Dan itu tidak saling berhubungan antara satu dan lain, khususnya dari beberapa lokasi yang tersebar jaraknya di Indonesia,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus