Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Video seputar banjir bandang di lokasi wisata Sungai Sembahe, Deli Serdang, Sumatra Utara, menjadi viral pada hari Minggu, 30 April 2023. Dalam video itu, warga yang tengah asyik di pinggir sungai, dikagetkan dengan banjir bandang dan segera berlari menjauh. Selain itu video juga memperlihatkan mobil hanyut terbawa banjir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak memberikan peringatan siaga bencana hidrometeorologi pada provinsi manapun saat itu, namun peringatan status waspada diberikan kepada 24 provinsi, termasuk Sumatra Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Didi Satiadi, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan status waspada mungkin diberikan secara umum. “Untuk prediksi yang lebih lokal sebetulnya dibutuhkan model yang resolusinya sangat tinggi, mungkin skala kecamatan atau bahkan desa,” jelasnya lewat pesan singkat, Senin, 1 Mei 2023.
Selain itu, menurutnya, banjir bandang agak sulit untuk diprediksi. “Karena kejadiannya kadang-kadang cepat, tiba-tiba dan singkat,” jelasnya. Menurutnya, mungkin perlu juga peringatan dini beberapa jam atau menit sebelum kejadian di lokasi-lokasi yang rentan seperti Daerah Aliran Sungai (DAS), misalnya dengan sirine, seperti di Jepang.
Analisis
Didi juga memperlihatkan analisis kondisi atmosfer pada saat kejadian banjir tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Ia memperlihatkan gambar kondisi angin di sekitar wilayah Sumatera Utara pada tanggal 30 April 2023 jam 16.00 WIB.
“Dapat dilihat terjadinya seruak angin yang relatif kuat dari arah barat laut, yang kemudian berbelok ke arah daratan, termasuk menuju lokasi kejadian,” kata Didi.
Angin tersebut membawa uap air yang cukup banyak dari Selat Malaka dan juga Laut Cina Selatan. Namun, pergerakan angin tersebut terhalang oleh wilayah pegunungan (Gunung Sibayak) di sebelah selatan lokasi kejadian, sehingga terjadi pengangkatan massa udara oleh pegunungan, pertumbuhan awan dan hujan deras terutama di bagian lereng pegunungan dan sekitar lokasi kejadian yang dapat menyebabkan banjir bandang. Dengan demikian, faktor pemanasan lokal pada siang hari, suplai uap air dari lautan, dan topografi pegunungan kemungkinan turut berperan dalam kejadian tersebut.
Menurut Didi, gambar citra radar (dari ventusky.com) juga menunjukkan curah hujan yang relatif tinggi di sekitar lokasi kejadian pada tanggal 30 April 2023 yang berlangsung pada pukul 13-16 WIB.
Ia juga menjelaskan tentang faktor posisi semu matahari telah melintasi wilayah ekuator dan berada di belahan bumi utara. Panas dan hujan maksimum di wilayah yang berada di sekitar ekuator biasanya terjadi di sekitar Bulan April dan November. Daerah yang berada di sekitar lereng pegunungan dan daerah aliran sungai juga perlu memperhatikan kemungkinan terjadinya banjir bandang dan longsor pada saat curah hujan tinggi. Namun terjadinya hujan juga menunjukkan bahwa siklus hidrologi masih berjalan dengan baik untuk mendistribusikan panas dan air.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.