Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Gunung Raung (3.332 mdpl) di Jawa Timur tiba-tiba mengalami erupsi pada Rabu, 27 Juli 2022, pukul 17.19 WIB. Kolom abu tercatat hingga ketinggian 1.500 meter di atas puncak dengan intensitas abu relatif tidak terlalu pekat yang condong ke arah barat dan barat laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Oktory Prambada mengatakan erupsi itu bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma. “Tidak ada peran dari magma yang di dapur, ini di kantong-kantong di atasnya,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Juli 2022. “Kejadiannya 540 detik.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, kolom abu letusan yang terpantau tidak pekat, yang mengindikasikan bongkaran yang terjadi hanya di permukaan. “Gempa dari dalamnya tidak ada, cuma ada dinamika-dinamika permukaan yang parameternya sangat banyak bisa memicu letusan,” kata dia.
Oktory mengatakan tidak terdeteksi gempa vulkanik yang berasosiasi dengan aktivitas dapur magma sebelum erupsi terjadi. Peralatan pemantau mendapati yang dominan terjadi berupa gempa permukaan, di antaranya embusan.
“Hal ini disimpulkan bahwa dinamika sumber tekanan terletak di kedalaman yang dangkal dari kawah. Itu berkaitan degan tersumbatnya pusat erupsi ketika terbentuk cone baru di dalam kawah Gunung Raung. Konsekuensi tersumbatnya itu menimbulkan tekanan berlebih di permukaan, sehingga terjadi erupsi,” kata Oktory.
Erupsi yang terjadi dinilai relatif tidak besar. “Itu hanya pelepasan energi atau degassing, tetapi lebih karena yang dibongkar di permukaannya itu, karena tadi tersumbat. Barang kalau tersumbat, kalau energinya masih ada, dia terbongkar,” kata dia.
Gunung Raung saat ini masih dalam fase pendinginan setelah turun status beberapa waktu lalu. “Gunung ini baru turun status dan masih cooling system, pendinginan. Cuma pendiningan kalau ada di permukaan kawah, namanya magma di kawah, suhunya tidak rendah, apabila ada dinamika-dinamika seperti penyumbatan atau apa, itu menjadi tekanan berlebih di salah satu sisi, dia meletup,” kata dia.
Hingga saat ini tidak terjadi erupsi kembali di Gunung Raung setelah erupsi yang terjadi kemarin. PVMBG masih menetapkan status aktivitas Gunung Raung saat ini berada di Level 1 atau Normal sejak 27 November 2022. “Status masih Normal,” kata dia.
Gunung Raung memiliki dasar kawah yang relatif dalam. Ancaman potensi bencana dalam status Normal saat ini terbatas berada di lingkungan kawah. PVMBG merekomendasikan agar warga atau wisatawan hanya diperbolehkan beraktivitas terbatas pada daerah kawah gunung tersebut. “Aktivitas terbatas itu tidak menetap, atau camping di sana,” kata dia.
Baca:
Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak