Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terungkap sudah kecepatan angin yang sebenarnya dalam kejadian puting beliung di Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya, pada Rabu sore lalu, 21 Februari 2024. Puting beliung saat itu dirasa sangat kuat dan menyebabkan kerusakan di lokasi yang cukup luas dibanding puting beliung yang umumnya terjadi--hingga sebagian kalangan menyebutnya tornado mini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amuk angin itu mampu mencabut pohon, menggulingkan kendaraan, dan menerbangkan atap bangunan termasuk atap pabrik. Data BNPB per Kamis, 22 Februari, mencatat sedikitnya 503 rumah dan 31 pabrik serta toko rusak karenanya. Belum terhitung yang jumlah kendaraan yang terguling, tertimpa pohon, kejatuhan atap, ataupun dihantam material lain yang disapu angin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Video-video yang beredar di media sosial mempertontonkan kekuatan angin tersebut. Banyak warga kemudian mempertanyakan saat informasi awal dari BMKG memperkirakan kekuatan angin yang berputar dalam kejadian puting beliung itu sebesar 36,8 kilometer per jam. Mereka yang mengaku berada di lokasi kejadian memperkirakan kekuatan angin lebih dari itu.
"Klo yg kemarin di lokasi pasti bisa mengira2 kecepatn anginya. Yg jelas lebih dari 36.8 km/jam," bunyi penggalan cuitan pemilik akun X @Adi72825025. Beberapa yang mengungkap kesaksian senada adalah @Matakucing76 dan @offandd. Atau seperti yang disampaikan @Rizkifaw07, "36.8km/jam? seriusan wkwkw."
Dihubungi hari ini, Minggu 25 Februari 2024, Pelaksana tugas Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan angka 36,8 kilometer per jam adalah estimasi kecepatan angin dari Stasiun Cuaca Otomatis (AWS) yang berlokasi di Kampus ITB Jatinangor. Lokasinya dari kejadian puting peliung Rancaekek berjarak 5,75 kilometer.
Tapi, Andri mengungkapkan, BMKG memiliki hasil pengukuran lain yang lebih pasti berdasarkan hasil analisis radar uaca BMKG. Disebutkannya, hasil analisis itu menunjukkan kecepatan angin di pusat puting beliung Rancaekek mencapai 62,3 kilometer per jam.
Andri menerangkan, siklus puting beliung terdiri dari beberapa tahapan mulai dari pertumbuhan, perkembangan, matang, dan meluruh. Kecepatan angin 62,3 kilometer per jam disebutnya saat puting beliung itu matang. "Jam 15.41-15.45 WIB, pas puncaknya," kata dia.
Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Kecepatan angin yang dimaksud adalah kecepatan angin di permukaan, hingga ketinggian dua kilometer. Adapun radar cuaca terdekat yang mengukurnya berlokasi di Bandara Kertajati di Majalengka. "Coverage radar cuaca sampai 250 kilometer," katanya.
Andri tak bisa memastikan apakah puting beliung Rancaekek adalah yang terkuat yang pernah terjadi di Tanah Air. Dia hanya menyatakan kalau BMKG akan mengkaji tren puting beliung yang semakin sering terjadi dan semakin kuat serta semakin merusak. Termasuk akan dikembangkan sistem peringatan dininya.
"Memang yang terjadi di Rancaekek puting beliung yang dahsyat, BMKG akan mengkaji sehingga nanti kita punya skala sendiri," kata dia sambil menegaskan. "Ini bukan tornado."
Soal yang terakhir, Andri mengutip definisi kekuatan tornado berdasarkan Enhanced Fujita Scale yang menyebut EF Rating nol atau tornado terlemah memiliki EF Scale 65-85 mil per jam atau 105-137 kilometer per jam.