Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Cerita Rapper Tuan Tigabelas Belajar Memaknai Harimau Sumatera

Sebagai putra dari tanah Sumatera, Tuan Tigabelas merasa berutang berbuat sesuatu untuk membantu harimau sumatera.

11 September 2023 | 11.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rapper Muhammad Syaifullah atau lebih dikenal dengan nama panggung Tuan Tigabelas mengungkapkan awal mula alasan ia mulai belajar memaknai harimau sumatera sebagai satwa yang penting untuk diperhatikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cerita bermula setelah dia memakai metafora harimau untuk merepresentasikan bahwa dirinya seorang yang kuat dan perkasa, layaknya seekor harimau. Namun, pilihan itu diambil oleh Upi - nama panggilannya - tanpa tahu pengetahuan dasar soal harimau sumatera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama Tuan Tigabelas dia pakai bertahun-tahun. "Emang harimau sumatera kenapa, Pi? tanya seorang temannya. Dia diam, tak bisa menjawab. Berangkat dari momen itulah, Tuan Tigabelas mulai mencari tahu tentang harimau sumatera. Mulai dari baca hingga nonton konten terkait.

"Dan ternyata, paham yang selama ini saya tahu bahwa harimau adalah predator puncak itu 100 persen salah. Predator puncaknya adalah kita manusia," ucapnya dalam Talk Show bertajuk Peran Multipihak dalam Pelestarian Satwa Liar di Indonesia di Lobby Mall Sarinah, Sabtu, 9 September 2023. 

Sebagai putra dari tanah Sumatera, Tuan Tigabelas merasa berutang berbuat sesuatu untuk membantu satwa dengan nama latin Panthera tigris sondaica itu. 

Lagu berjudul 'Harimau! Harimau!' oleh grup musik Navicula asal Bali juga jadi pendorong Tuan Tigabelas untuk mulai menaruh kepedulian lebih terhadap harimau sumatera. "Ini orang Bali ngomongin harimau sumatera, saya orang Sumatera gak ngapa-ngapain. Navicula mentrigger saya untuk membuat sesuatu dan akhirnya mencoba concern," ujarnya.

Tuan Tigabelas sadar dengan kapasitasnya sebagai seorang musisi. Ia bisa berperan menebarkan pentingnya rasa peduli terhadap satwa liar yang masuk dalam daftar merah satwa terancam punah dengan status kritis itu lewat karya musiknya. Album pertamanya berisikan 13 lagu dirilis pada tahun 2019 dengan judul 'Harimau Soematra'. 

Dengan adanya lagu dan niat mulianya itu, dia akui merasa sudah melakukan sesuatu yang berarti besar. Hingga akhirnya Tuan Tigabelas mencoba turun langsung ambil bagian dalam kegiatan konservasi di Hutan Rimbang Baling, Kabupaten Kampar, Riau.

"Tapi waktu ketemu ranger-ranger di hutan itu, yang kalau sekali patroli tu tiga bulan, tak ketemu keluarga, saya sadar saya belum ngapa-ngapain," demikian pikirnya. 

Pengalaman di Hutan Rimbang Baling bak pengalaman spiritual penting bagi Tuan Tigabelas. Dia mulai sering menebarkan semangat yang ia dapatkan melalui media sosial.

"Keluar dari Hutan Rimbang Baling, saya mulai jadi agen MLM (multi level marketing) harimau sumatera. Ketemu teman-teman, saya jelasin harimau sumatera begini, lho, karena itu doang yang saya punya," kelakar Tuan Tigabelas. 

Dia mendapati perubahan nyata setelah mulai bersentuhan dengan pelestarian satwa liar. "Tiap ada konflik soal harimau sumatera, aku di-mention di Instagram. Itu kan bukti kecil bahwa awareness teman-teman sudah mulai tajam. Hal-hal tersebut harus kita pupuk," ujarnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus