Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Fenomena Ekuiluks di Indonesia, Besok Giliran Tanjung Selor Mengalaminya

Ekuiluks adalah fenomena astronomi di mana panjang siang hari dan malam hari tepat sama pada satu hari, 12 jam.

26 Januari 2022 | 15.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ibu Kota Kalimantan Utara, Tanjung selor, akan menjadi kota ketiga di Indonesia, tepatnya yang berada di belahan Indonesia sebelah utara, yang akan mengalami ekuiluks di awal tahun ini. Ekuiluks adalah fenomena astronomi di mana panjang siang hari dan malam hari tepat sama pada satu hari, 12 jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut keterangan yang dibagikan peneliti di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, Kota Tanjung Selor akan mengalami fenomena itu pada Kamis besok, 27 Januari 2022. Sebelumnya sudah ada dua wilayah di Indonesia yang mengalami ekuiluks, yakni Subulussalam di Nanggroe Aceh Darussalam pada 20 Januari dan Sidikalang di Sumatera Utara pada 24 Januari lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk di Tanjung Selor besok, matahari akan terbit Pukul 06.23 WITA dan terbenam Pukul 18.23 WITA, jadi pas 12 jam," katanya saat dihubungi, Rabu 26 Januari 2022.

Seluruhnya, Andi menulis, sebanyak 39 kota atau wilayah di Indonesia sebelah utara akan mengalami ekuiluks sepanjang periode 20 Januari hingga 26 Februari mendatang. Ekuiluks, dia menambahkan, dapat terjadi dua kali setahun di wilayah yang sama. "Fenomena ini akan kembali terjadi 15 Oktober sampai 18 November mendatang," kata dia.

Di belahan Indonesia sebelah utara, fenomena ekuiluks yang terdekat akan dialami dalam periode 1 April hingga 20 Juni mendatang. Di antaranya adalah DKI Jakarta yang akan mengalaminya pada 11 April. Saat itu matahari akan terbit pada pukul 05.54 WIB dan tenggelam 17.54 WIB.

Andi menegaskan, ekuiluks hanya fenomena astronomi biasa mengenai panjang siang dan malam, dan tidak berdampak ke kehidupan manusia di Bumi. Adapun, secara praktikal, langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram atau temaram beberapa menit sebelum matahari terbit (fajar) hingga beberapa menit setelah matahari tenggelam (senja).

"Aram terjadi dikarenakan pembiasan sinar matahari oleh atmosfer Bumi sehingga saat matahari terbenam langit tak seketika gelap dan menjelang matahari terbit langit tak seketika terang," kata Andi menguraikan.

Dengan faktor pembiasan oleh atmosfer saat matahari sudah berada 34 menit busur dari ufuk itu, serta lokasi lintang geografis dan sudut deklinasi matahari, durasi siang--panjang waktu antara matahari terbit hingga tenggelamnya--di Indonesia bervariasi 11,5-12,5 jam setiap hari sepanjang tahunnya. 





Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus