Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena embun beku pada akhir Juli lalu menyebabkan gagal panen yang berdampak kelaparan ratusan warga di kawasan pegunungan Lanny Jaya, Papua. Peneliti klimatologi dari Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN mengungkapkan faktor penyebab embun beku itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut peneliti itu, Erma Yulihastin, embun beku kerap terjadi pada dinihari hingga pagi di daerah pegunungan dan lembah selama musim kemarau di Indonesia. Pembentukan embun beku di atas tanaman biasanya terjadi pada wilayah dengan karakteristik topografi yang membuat aliran angin terjebak di wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Embun beku, atau yang biasa juga disebut embun upas, dapat terjadi karena kombinasi sifat udara yang dingin dan kering. Selain itu ada selisih yang besar antara temperatur udara maksimum dengan suhu titik embun. “Sehingga pendinginan udara kering di permukaan terjadi meningkat secara ekstrem,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Kamis 11 Agustus 2022.
Anomali angin monsun timuran dari Australia yang menguat dapat memperkuat sifat angin permukaan yang dingin dan kering. Kondisi itu dipicu oleh musim dingin di negara Australia yang ekstrem.
Berdasarkan data pengamatan satelit, kata Erma, tampak musim dingin di Australia memiliki kecenderungan semakin hangat secara persisten sejak 2017. Akibatnya angin monsun Australia yang bertiup menuju Indonesia mengalami pelemahan.
Karenanya, menurut Erma, fenomena embun beku parah yang terjadi di Papua saat ini lebih disebabkan oleh faktor lokal yang menguat. “Karena perubahan pada unsur cuaca dalam skala harian di wilayah tersebut,” ujarnya. Perubahan unsur cuaca harian itu meliputi suhu maksimum, suhu minimum, dan kelembapan.
Data cuaca dari Bandara Sentani, Papua, yang dikirim ke Badan Meteorologi Dunia WMO, menunjukkan suhu maksimum mencapai lebih dari 34 derajat Celsius. Suhu minimum berkisar 22-23 derajat Celsius, dan temperatur titik embun rata-rata 21-22 derajat Celsius. Kondisi itu bertahan secara menerus selama lima hari 24-28 Juli 2022.
Suhu maksimum itu menurutnya yang tertinggi selama Juli dan melebihi kondisi normalnya. Kondisi serupa pernah terjadi pada Juli 2020. Tendensi terjadinya peningkatan suhu maksimum dan penurunan suhu minimum harian ini disertai kelembapan udara yang rendah, yaitu kurang dari 77 persen yang membuktikan udara cenderung kering di wilayah Papua.
Kondisi itu, menurut Erma, diperparah oleh ketiadaan awan di atas wilayah Indonesia karena dampak dari pembentukan bibit siklon tropis di Belahan Bumi Utara beberapa waktu lalu dan akan berlanjut selama Agustus 2022. “Sehingga fenomena embun upas dapat terus berlanjut di berbagai kawasan pegunungan tinggi di Indonesia,” ujarnya.
Seorang petani melintas di lahan kebun sayur yang diselimuti embun beku di kawasan Candi Arjuna, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 4 Agustus 2018. ANTARA/Novrian Arbi
Cuaca ekstrem telah melanda sebagian wilayah Kabupaten Lanny Jaya sejak Juni 2022, yang diawali dengan fenomena embun beku dan hujan es. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua menginformasikan kondisi tersebut menyebabkan gagal panen, yang selanjutnya diperburuk dengan kekeringan.
Menurut BNPB, Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya telah menetapkan status tanggap darurat dari 24 Juli hingga 30 Agustus 2022 dan membentuk Posko Penanganan Darurat Bencana Alam Embun Beku dan Hujan Es. Diperkirakan, cuaca ekstrem berlangsung selama lima bulan, berdasarkan fenomena serupa yang terjadi pada 2016.
Fenomena cuaca ekstrem tersebut dilaporkan berdampak pada Distrik Kuyawage, yang meliputi Kampung Luarem, Jugu Nomba, Uwome, dan Tumbubur. Sebanyak 548 keluarga yang terdiri atas 2.740 jiwa berpotensi terdampak kekeringan di wilayah tersebut dan 56 hektare lahan perkebunan di wilayah itu bisa rusak akibat cuaca ekstrem.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.