Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hampir 2 Bulan, Banjir Belum Berlalu dari Tanah Laut Kalimantan Selatan

Kota Banjarmasin juga menetapkan status tanggap darurat air pasang dan potensi banjir susulan.

14 Februari 2021 | 14.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jalan di Desa Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, yang masih terendam banjir di beberapa titik dan bisa meninggi ketika pasang laut dan terjadi hujan. ANTARA/Firman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tanah Laut - Warga Desa Kurau, Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, belum bebas dari banjir. Saat sebagian besar wilayah di provinsi itu mulai mengering dari bencana banjir besar di awal tahun ini, Kurau masih terendam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir di desa itu 'dipelihara'oleh aktivitas pasang laut dan hujan deras yang masih sesekali turun. "Sudah hampir dua bulan rumah kami banjir sampai sekarang air masih naik sampai lutut jika malam," kata Fatimah, warga Desa Kurau kepada ANTARA, Sabtu 13 Februari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga:
Tim LIPI Temukan Bukti Penting Sebab Jalan Tol Cipali Ambles

Untuk itulah, Fatimah mengaku masih takut tinggal di rumah lantaran banjir belum sepenuhnya hilang. Fatimah pun kerap numpang tinggal di rumah kerabat yang lebih tinggi dan tidak lagi kebanjiran sekarang.

Namun dia masih bersyukur karena kondisi saat ini dinilainya jauh lebih baik dibanding puncak banjir pada minggu kedua hingga ketiga Januari lalu. Saat itu Desa Kurau terendam banjir hingga ketinggian lebih dari satu meter.

Dian Rifani, warga lainnya di Desa Kurau, mengunkap yang sama. Dia mengaku sudah tiga hari terakhir kembali dari pengungsian. "Meski di rumah juga masih tergenang saat ini jika air pasang, namun ketinggian air hanya di bawah lutut," katanya.

Kepala Desa Kurau Anang Kaderi menerangkan, wilayah desanya hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari laut lepas yaitu laut Jawa. Dampaknya, air pasang sangat mempengaruhi kondisi banjir yang terjadi. 

"Kalau terjadi hujan deras, air dari Kecamatan Bati-Bati akan turun ke sini. Sedangkan di sebelah barat ada Laut Jawa, mungkin itu yang menyebabkan desa kami jadi tumpuan air," kata dia.

Anang menyebut dari 13 Rukun Tetangga, ada enam yang masih terdampak banjir. Mereka terdiri dari 706 Kepala Keluarga atau 2.333 jiwa yang menghuni 650 rumah.

Terpisah, Pemerintah Kota Banjarmasin juga menetapkan status tanggap darurat air pasang dan berpotensi membuat banjir susulan di Ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan itu. Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Budian Noor di Banjarmasin, mengatakan air pasang tinggi hingga membuat sungai meluap. 

Menurut dia, pemukiman di pesisir sungai di Banjarmasin Utara dan Timur telah terimbas. "Memang tidak terlalu dalam, antara 5 sampai 10 sentimeter," katanya merujuk ketinggian banjir.

Baca juga:
Longsor Bergemuruh Dekat Kawah Burung Pengalengan, 174 Keluarga Mengungsi

Karena itu, kata Budian Noor, Banjarmasin masih menetapkan status tanggap darurat banjir dan air pasang hingga 14 hari kedelapan per 9 Februari. "Kami melihat juga pertimbangan lain dari data BMKG di Banjarmasin masih berpotensi hujan," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus